Migor Tetap Langka Harga Menggila
Emak-emak di Pelalawan Pasrah Migor Kemasan 2 Liter Dibandrol Rp 47 Ribu, Bagaimana Minyak Curah?
Beberapa swalayan dan toko ritel di Pelalawan telah menjual migor dengan harga beragam, seperti sebelum penetapan satu harga beberapa waktu lalu
Penulis: johanes | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM, PELALAWAN - Setelah pemerintah mencabut Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng kemasan Rp 14 ribu, kelangkaan yang sebelumnya terjadi di Kabupaten Pelalawan, Riau mulai teratasi.
Stok minyak goreng (migor) di beberapa toko ritel di Pangkalan Kerinci mulai terlihat dipajang.
Meski belum banyak, beberapa swalayan dan toko ritel telah menjual migor dengan harga yang tentunya beragam, seperti sebelum penetapan satu harga beberapa waktu lalu.
Pantauan Tribunpekanbaru.com di toko ritel yang ada di Jalan Lintas Timur (Jalintim) Pangkalan Kerinci, migor yang sempat menghilang mulai kelihatan.
Hanya saja harganya sesuai dengan pasaran dari distributor.
"Sekarang harganya sudah naik pak, bisa dilihat di situ. Stok belum banyak juga," kata seorang penjaga toko ritel dengan seragam warna merah kepada Tribunpekanbaru.com, Minggu (20/3/2022).
Harga yang terpampang di rak pajangan hampir dua kali lipat dari sebelumnya untuk migor kemasan 2 liter.
Jika saat penetapan HET hanya Rp 28 ribu 2 liter, satu ini mencapai Rp 47.800, sedangkan 1 liter dibandrol Rp 23.900.
Ada juga merek lain yang lebih mahal maupun sedikit lebih murah. Meski harganya sudah naik sesuai bandrol dari distributor, para ibu-ibu tetap membeli dengan jumlah yang sedikit.
"Mau tak mau harus beli dengan harga mahal. Ambil secukupnya aja dan pilih yang lebih murah," terang seorang Ibu rumah tangga bernama Meirenta (44).
Ibu empat anak ini sebelumnya berusaha mencari Migor curah di pasar tradisional ataupun di warung dan kedai.
Tetapi ia tak berhasil menemukannya dan pemilik toko beralasan barang belum masuk.
Padahal migor curah telah disubsidi pemerintah dan HET ditetapkan seharga Rp 14 ribu per liter.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan dan UMKM Pelalawan, Arifin saat dikonfirmasi menjelaskan, berdasarkan pantauan pihaknya, ketersediaan migor di pasaran saat ini mulai membaik.
Toko dan swalayan mulai menjual migor kemasan dengan harga yang ditetapkan oleh distributor masing-masing.
Pihaknya tidak lagi fokus memantau migor kemasan yang harganya beragam.
"Untuk yang kemasan, stoknya mulai kelihatan di toko. Harganya tidak lagi persoalan sekarang. Sudah dilepas pemerintah," ujar Arifin.
Ia menyampaikan, pihaknya lebih fokus dalam mengontrol dan mengawasi distribusi migor curah. Sebab subsidi pemerintah saat ini menyasar minyak curah yang penjualannya lebih bebas dan lebih banyak ditemukan di pasar tradisional serta warung eceran.
Diskoperindag akan meninjau setiap pedagang yang menampung minyak curah, agar tidak terjadi kelangkaan lagi.
"Kita khawatir jika terjadi penimbunan, karena minyak curah yang disubsidi saat ini," bebernya.
( Tribunpekanbaru.com / Johannes Wowor Tanjung )