Berita Riau

Sahidin Kesal Warga Riau Harus Kesulitan Mahalnya Minyak Goreng dan Solar Langka

Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPRD Riau Sahidin mengaku ironis atas kelangkaan BBM jenis biosolar dan minyak goreng.

Penulis: Nasuha Nasution | Editor: CandraDani
Tribun Pekanbaru/T Muhammad Fadhli
Antrean masyarakat di pasar murah untuk mendapat minyak goreng sesuai harga HET di Lapangan Gajah Mada Tembilahan, Sabtu (12/3/2022). 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Persoalan harga minyak goreng masih menjadi keluhan masyarakat di Riau dan kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis biosolar, pihak anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Riau kesal dengan kondisi yang terjadi saat ini di Riau.

Hal ini dikatakan, Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPRD Riau Sahidin mengaku ironis atas kelangkaan BBM jenis biosolar dan minyak goreng.

Masyarakat dibuat kesulitan dengan kondisi itu bahkan harus rela mengantre berjam-jam untuk mendapatkan solar bersubsidi dan migor di provinsi penghasil migas dan sawit terbesar di Indonesia tersebut.

"Kita sangat prihatin, mengapa di daerah penghasil minyak bumi dan sawit justru solar dan minyak goreng langka. Dua-duanya itu ada di Riau. Kita yang punya, di atas minyak,di bawah minyak. Rasanya aneh, ibarat itik berenang tapi mati kehausan,"ujar Sahidin.

Dikatakannya, kondisi ini menjadi sorotan serius Fraksi PAN DPRD Riau.

Pihaknya akan menggunakan jalur politik untuk mengatasi kelangkaan dua komoditi yang sangat dibutuhkan masyarakat itu.

Salah satunya, melalui komunikasi dengan Sekjen PAN Eddy Soeparno yang juga merupakan Wakil Ketua Komisi VII DPR RI.

"Kami sangat serius memandang kelangkaan ini. Akan kami komunikasikan dengan Sekjen PAN yang juga merupakan wakil ketua Komisi VII DPR RI, bapak Eddy Soeparno. Minimal solar ini bagaimana solusinya, apakah ada penambahan kuota untuk Riau. Ini yang coba kita dorong," ujar Sahidin.

Sahidin mengatakan imbas dari kelangkaan solar dan migor ini dapat melumpuhkan sektor perekonomian masyarakat.

Sebab, perputaran ekonomi sangat bergantung pada moda transportasi.

"Dunia usaha hampir kolaps. Baik angkutan, bus dan truk-truk semuanya yang menggunakan solar. Kalau dialihkan ke dexlite otomatis rentetannya pada lonjakan harga. Mulai dari bahan bangunan hingga ke sembako akan ikut naik. Yang terbebani siapa? Ujung-ujungnya masyarakat yang menanggung. Ini yang tidak kita inginkan," jelas sekretaris DPW PAN Riau ini.

Untuk itu, Fraksi PAN mendorong kebijakan agar kelangkaan ini dapat segera diakhiri.

Mengingat sebentar lagi akan memasuki bulan suci ramadan.

Harusnya masyarakat dapat menjalankan ibadah suci ramadan dengan tenang tanpa ada rasa khawatir.

"Bapak-bapak supir yang antre di SPBU bisa sampai seharian. Biasanya ke Sumatera Barat hanya ditempuh dengan waktu 5 jam sekarang bisa sampai sepuluh jam. Karena waktu mereka tersita di SPBU. Belum lagi kekhawatiran ibu-ibu akan lonjakan harga sembako. Dimana sebentar lagi akan masuk bulan suci ramadan," ujar Sahidin.(Tribunpekanbaru.com / Nasuha Nasution)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved