Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Perang Rusia vs Ukraina

Tak Peduli Gertakan Rusia untuk Menyerahkan Diri, Ukraina Sebut Mariupol Masih Aman

Jadi tidak benar kalau Kota Mariupol sudah dikuasai Rusia. Ukraina mengatakan bahwa Mariupol masih milik mereka

Editor: Budi Rahmat
Sergei SUPINSKY / AFP
Orang-orang berjalan di depan bangunan yang hancur akibat pemboman, di kota Borodianka, Ukraina, di wilayah Kyiv pada 17 April 2022. Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022. 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Sudah dikepung Rusia dan bahkan beberapa militer Ukraina yang tersisa diminta menyerahkan diri di Mariupol.

Namun, Ukraina dengan tegas mengatakan kalau Kota Mariupol belum jatuh ke tangan Rusia.

Hal itu dikatakan oleh pihak Ukraina usai batas waktu bagi militer Ukraina menyerahkan diri ke militer Rusia telah habis.

Baca juga: Dikepung Pasukan Rusia, Tentara Ukraina di Mariupol Tolak Menyerah, Berjuang Sampai Akhir

Dengan demikian, bisa jadi Rusia akan kembali berupaya untuk benar-benar mengusai Mariupol yang sebelumnya sudah diklaim.

Perdana Menteri Ukraina mengatakan Minggu bahwa kota pelabuhan strategis Mariupol tetap berada di bawah kendali Ukraina.

"Kota ini masih belum jatuh," Perdana Menteri Denys Shmyhal mengatakan kepada ABC "This Week," beberapa jam setelah berakhirnya batas waktu Rusia bagi pejuang Ukraina yang bertahan di kota pelabuhan yang terkepung untuk menyerahkan senjata mereka.

“Masih ada kekuatan militer kita, tentara kita. Jadi, mereka akan berjuang sampai akhir,” katanya.

Ditanya tentang laporan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin yakin Moskow memenangkan perang, Shmyhal mencatat bahwa sementara beberapa kota dikepung, hanya Kherson di selatan yang jatuh di bawah kendali Rusia.

“Lebih dari 900 kota, kota kecil dan desa… dibebaskan dari pendudukan Rusia,” kata Shmyhal, seraya menambahkan Ukraina tidak berniat menyerah di wilayah Donbas timur.

Baca juga: Ukraina Gunakan Tentara Bayaran Dari Inggris, Merengek Minta Pulang Saat Ditangkap Militer Rusia

Baca juga: Tegas, Ukraina Nyatakan Kerahkan Kekuatan untuk Hadapi Militer Rusia di Wilayah Timur

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Sabtu bahwa jika pasukan Ukraina yang terkepung di Mariupol terbunuh, pembicaraan damai dengan Moskow akan dibatalkan.

Presiden Putin telah mengatakan bahwa pembicaraan berada di “jalan buntu.”

Shmyhal mengatakan pada hari Minggu bahwa Ukraina menginginkan solusi diplomatik "jika memungkinkan."

“Kami tidak akan meninggalkan negara kami, keluarga kami, tanah kami,” tambahnya.

Zelenskyy, dalam sebuah wawancara dengan CNN yang direkam Jumat dan ditayangkan Minggu, mengatakan Ukraina siap berperang untuk wilayah Donbas. Pertempuran akan menjadi kritis, katanya. Jika Rusia ingin merebut Donbas, itu bisa sekali lagi mencoba merebut Kyiv.

“… Sangat penting bagi kami untuk tidak membiarkan mereka, mempertahankan pendirian kami, karena pertempuran ini … dapat mempengaruhi jalannya seluruh perang,” kata Zelenskyy.

Baca juga: Rusia Tingkatkan Serangan, Presiden Ukraina Kalang kabut, Ujung-ujungnya Minta Bantuan Negara Barat

Baca juga: Kasihan Agnez Mo, Tak Mengisi Acara Coachella Malah Sosok Ini yang hadir, Reaksi Netizen Barbar

Ditanya apakah dia khawatir bahwa Rusia dapat menggunakan kekuatan nuklir, Zelenskyy mengatakan dia dan seluruh dunia harus khawatir.

"Mereka bisa. Bagi mereka, nyawa rakyat bukanlah apa-apa,” katanya.

Direktur CIA William Burns Friday memperingatkan bahwa Amerika Serikat tidak bisa "menganggap enteng" ancaman Putin yang menggunakan senjata nuklir di Ukraina.(*)

(Tribunpekanbaru.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved