Bukti Indonesia Bersahabat dengan Rusia, Berencana Beli Minyak dari Nagara Putin Karena BBM Naik
Perusahaan energi negara Indonesia PT Pertamina sedang mempertimbangkan untuk membeli minyak mentah dari Rusia.
Jika harga minyak yang tinggi terus berlanjut, mereka dapat memotong persentase penuh dari tingkat pertumbuhan Indonesia dan negara berkembang besar lainnya yang mengimpor banyak minyak, tulis Indermit Gill, wakil presiden Bank Dunia untuk Pertumbuhan, Keuangan dan Institusi yang Berkeadilan, dalam posting blog di bulan Maret.
Sebelum perang pecah, Gill mencatat, China dan Indonesia (diperkirakan tumbuh) sebesar 5%, jadi perlambatan pertumbuhan sebesar 1 poin persentase berarti pertumbuhan akan terpangkas antara seperlima dan setengahnya.
Situasi tersebut mencerminkan bagaimana harga minyak yang tinggi dapat berdampak pada ekonomi dan politik importir minyak bersih yang membanggakan diri atas kebijakan luar negerinya yang independen dan aktif.
BBM naik
Harga bahan bakar minyak (BBM) berbagai produk naik pada April 2022. Setelah Pertamina menaikkan harga Pertamax, harga BBM di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) lain juga naik.
Seperti diketahui, Pertamina resmi menaikkan harga BBM Pertamax mulai 1 April 2022. BBM Non Subsidi Gasoline RON 92 (Pertamax) disesuaikan harganya menjadi Rp 12.500 per liter (untuk daerah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor /PBBKB 5%).
Menyusul kenaikan harga BBM Pertamax, SPBU Shell juga menaikan banderol berbagai produknya. Kenaikan harga BBM di SPBU Shell berlaku sejak 2 April 2022.
Berikut rincian harga BBM di SPBU Shell mulai 1 Maret 2022, dikutip dari situs resmi Shell Indonesia:
Harga BBM Shell Super (RON 92): Rp 16.000 per liter, naik dibandingkan Februari 2022 Rp 12.990 per liter.
Harga BBM Shell V-Power (RON 95): Rp 16.500 per liter, naik Rp 2.500 per liter dari sebelumnya Rp 14.500 per liter.
Harga BBM Shell V-Power Diesel: Rp 18.100 per liter, naik Rp 4.350 per liter dari sebelumnya Rp 13.750 per liter
Harga BBM Shell Shell Diesel Extra: Tidak disebutkan untuk wilayah Jakarta, Banten, dan Jawa Barat, tapi Rp 17.500 per liter untuk wilayah Jawa Timur dan Sumatera Utara, naik Rp 4.350 per liter dari sebelumnya Rp 13.150 per liter.
Harga BBM Shell V-Power Nitro+ (RON 98): Rp 18.040 per liter, naik Rp 4.050 per liter dari sebelumnya Rp 14.990 per liter.
Sama seperti Pertamina, kenaikan harga BBM di SPBU Shell karena harga minyak dunia yang terus naik. Dalam keterangan resmi, Pertamina menaikkan harga BBM Pertamax karena harga minyak dunia semakin mahal. Meskipun harga BBM Pertamax naik, tapi Pertamina klaim banderol tersebut masih di bawah harga keekonomian.
Sedangkan BBM Subsidi seperti Pertalite dan Solar Subsidi yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia sebesar 83%, tidak mengalami perubahan harga atau ditetapkan stabil di harga Rp7.650 per liter (Pertalite) dan Rp5.150 per liter (Solar Subsidi). Hal ini merupakan kontribusi Pemerintah bersama Pertamina dalam menyediakan bahan bakar dengan harga terjangkau.
Berlaku mulai tanggal 1 April 2022 mulai pukul 00:00 waktu setempat, BBM Non Subsidi Gasoline RON 92 (Pertamax) disesuaikan harganya menjadi Rp 12.500 per liter (untuk daerah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor /PBBKB 5%), dari harga sebelumnya Rp 9.000 per liter.
"Pertamina selalu mempertimbangkan daya beli masyarakat, harga Pertamax ini tetap lebih kompetitif di pasar atau dibandingkan harga BBM sejenis dari operator SPBU lainnya. Ini pun baru dilakukan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, sejak tahun 2019," jelas Irto Ginting, Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina (Persero).
Penyesuaian harga BBM Pertamax ini, lanjut Irto, masih jauh di bawah nilai keekonomiannya. Sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian ESDM, Agung Pribadi dalam keterangan tertulisnya menyatakan dengan mempertimbangkan harga minyak bulan Maret yang jauh lebih tinggi dibanding Februari, maka harga keekonomian atau batas atas BBM umum RON 92 bulan April 2022 akan lebih tinggi lagi dari Rp. 14.526 per liter, bisa jadi sekitar Rp. 16.000 per liter.
Dengan demikian, penyesuaian harga Pertamax menjadi Rp12.500 per liter ini masih lebih rendah Rp3.500 dari nilai keekonomiannya. "Ini kita lakukan agar tidak terlalu memberatkan masyarakat," ujar Irto.
