Terungkap Lagi, Bharada E Ngaku Disuruh Ferdy Sambo Tembak Mati Brigadir J yang Lagi Jongkok
Bripka RR diminta memanggil Brigadir Yosua yang langsung diperintah untuk berjongkok di lokasi pembunuhan.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Pengakuan Bharada E menceritakan detik-detik sebelum Brigadir J tewas.
Dalam pengakuan Bharada E, Brigadir J dipanggil ke dalam rumah.
Selanjutnya, Bharada E mengungkap detik-detik sempat diminta jongkok terlebih dahulu.
Ia kemudian ditembak oleh Bharada E atas perintah Irjen Ferdy Sambo.
Selain itu, dikatakan bahwa Ferdy Sambo juga menjambak rambut Brigadir J.
Semuanya dibeberkan oleh Boerhanuddin pada Kamis (11/8/2022), sebelum ia dan Deolipa Yumara dipecat sebagai kuasa hukum Bharada E.
Menurut Boerhanuddin, ada indikasi bahwa pembunuhan tersebut sudah direncanakan sejak Brigadir J mengawal Putri Candrawathi dari Magelang, Jawa Tengah.
Pasalnya, Putri Candrawathi sempat menangis menelepon Bharada E dan ajudan Bripka Ricky Rizal alias Bripa RR yang kemudian diduga menjadi latar belakang insiden.
"Mungkin ada skema perencanaan dari perjalanan itu," ucap Boerhanuddin dalam tayangan YouTube Indonesia Lawyers Club, Jumat (12/8/2022).
Menurut Boerhanuddin, begitu rombongan Putri Candrawathi sampai di Jakarta, Irjen Ferdy Sambo langsung memerintahkan Bripka Ricky Rizal untuk mencari senjata api milik Brigadir J.
"Yang jelas informasi yang kami peroleh bahwa begitu sampai di rumah, sempat ditanyakan cari pistolnya si almarhum, kata si Ricky ada di mobil, Ricky disuruh ambil, Ricky simpan di satu tempat," sebut Boerhanuddin.
Ditekankan bahwa Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bripka RR dan Bharada E sudah berada di rumah dinas Kadiv Propam sebelum Brigadir J datang.
Ketika itu, Bripka RR diminta memanggil Brigadir Yosua yang langsung diperintah untuk berjongkok di lokasi pembunuhan.
"Kemudian pada saat di TKP mereka berempat sudah ada di dalam, Ricky disuruh panggil Yosua. Masuk di TKP, suruh jongkok Yosuanya," beber Boerhanuddin.
"Informasi Bharada E si bosnya (menyuruh jongkok-red) di sana."
