Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Bukti China Begitu Kuat, Sampai-sampai Australia Ngaku Takut Diserang Negara Xi Jinping

Australia bikin pengakuan. Benar-benar takut diserang China. pangakuan yang menggambarkan kalau China itu terlalu kuat bagi negara lain

Penulis: Ariestia | Editor: Budi Rahmat
pixabay
Ilustrasi. Orang Australia ngakua takut diserang China 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Bukti China begitu ditakuti. Negara Australia secara blak-blakan mengatakan kalau mereka lebih takut diserang China dibandingkan diserang Taiwan.

Tentu saja membandingan China dan Taiwan jelas terlihat timpangnya. makanya Australia menyatakan kalau mereka begitu khawatir jika China sudah marah.

Pengakuan tersebut disampaikan pada sebuah survey yang dilakukan. Umumnya warga Australia ketakutan menghadapi China

Baca juga: Seorang Tenaga Kerja China di PLTA Batang Toru Tapsel Tewas Tertimpa Batu

Seperti dikutipdari dailymail.co.uk, orang Australia lebih khawatir diserang oleh China daripada rekan-rekan mereka di Taiwan, menurut penelitian baru.

Satu dari 10 warga Australia percaya China akan menyerang negara mereka, yang dua kali lipat jumlah di Taiwan yang takut akan serangan serupa, menurut Institut Australia.

Program Urusan Internasional dan Keamanan institut itu juga menemukan hampir satu dari empat warga Australia percaya Beijing akan melancarkan serangan ke Taiwan dalam waktu dekat, dibandingkan dengan hanya satu dari 20 penduduk pulau itu.

Sekitar 70 persen dari Australia dan Taiwan berpikir pulau itu harus menjadi negara merdeka jika dapat menjaga hubungan damai dengan pemerintah China.

Penelitian ini mengungkapkan ketakutan yang meningkat terhadap Beijing dan kemungkinan perang.

Selama ketegangan yang meningkat di Selat Taiwan setelah kunjungan Ketua AS Nancy Pelosi ke pulau itu bulan ini, Institut Australia mensurvei dua kelompok yang terdiri dari 1.000 orang, masing-masing di Australia dan Taiwan.

Beijing menembakkan sedikitnya 11 rudal di dekat Taiwan setelah perjalanan itu, dengan pemerintah pulau itu mengklaim itu merupakan simulasi invasi.

Baca juga: Gaya Taiwan Unjuk Pesawat Tempur, Ujung-ujungnya MInta Tolong AS kalau Diserang China

Sekitar 60 persen peserta dari kedua kelompok mengatakan negara mereka akan dikalahkan dalam perang melawan China.

Pria dari kedua negara memiliki keyakinan yang lebih tinggi bahwa negara mereka dapat dipertahankan dari Beijing daripada wanita yang disurve

Penelitian tersebut menemukan sedikit lebih banyak orang Australia (85 persen) daripada orang Taiwan (80 persen) yang menganggap China sebagai agresif.

Namun kedua kelompok tersebut mengatakan bahwa Amerika Serikat yang menjadi agresor.

Hampir dua kali lipat jumlah pria Australia (49 persen) dan wanita (26 persen) percaya bahwa negara itu akan siap memasuki konflik jika Beijing mengancam Australia dengan aksi militer.

Sebagian besar peserta Australia dan Taiwan berpikir bahwa adalah kepentingan semua orang bagi China dan AS untuk berupaya menjaga perdamaian.

Direktur Program Urusan Internasional dan Keamanan Allan Behm mengatakan 'mengejutkan' semakin banyak warga Australia yang takut akan serangan.

Baca juga: Inilah Pesawat Canggih J-20 Milik China, AS Dibikin Ketakutan, Apalagi Taiwan yang Sebesar Kecamatan

Semakin lobi anti-China membunyikan genderang perang, semakin takut warga China Australia,' katanya.

'Penelitian ini menunjukkan bahwa retorika tentang China dan ketakutan di sekitar risiko perang telah berdampak pada opini publik.

"Hasilnya mendukung kasus untuk pengaturan ulang dalam hubungan Australia-China dan cara kami mengadakan percakapan nasional yang penting ini."

Pemerintah Albania mendesak Beijing untuk menghentikan kegiatannya karena khawatir atas kemungkinan 'salah perhitungan' dan menegaskan kembali komitmennya terhadap kebijakan satu-China.

Mr Behm memuji Menteri Luar Negeri Penny Wong atas penanganannya terhadap hubungan tersebut.

Dalam pidatonya di National Press Club, duta besar China untuk Australia Xiao Qian mengatakan 'tidak ada kompromi' di Taiwan, dan bahwa 1,4 miliar penduduk negaranya akan memutuskan masa depannya.

Dia juga mengatakan 23 juta orang yang tinggal di Taiwan akan menjalani pendidikan ulang tentang China setelah bersatu kembali.(*)

(Tribunpekanbaru.com)

Baca juga: China Peringatkan Inggris dan Amerika Serikat untuk Tidak Campuri Urusan Taiwan dan Beijing

Baca juga: China Panaskan Militernya, Ikuti Latihan Militer Multilateral Bersama Rusia

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved