Berita Bengkalis
WNA Banglades Jual Lembu dan Pinjam ke Bank Rp 45 Juta Demi ke Malaysia, Dioper Masuk Bengkalis
Jalil, WNA Banglades harus jual lembu dan pinjam ke bank di negerinya biayai keberangkatan ilegal Rp 45 juta, berharap dapat pekerjaan di Malaysia
Penulis: Muhammad Natsir | Editor: Nurul Qomariah
"Kami berangkat dari Banglades menuju Kuala Lumpur. Kemudian dari Kuala Lumpur langsung ke Jakarta, dari Jakarta dengan kendaraan bus diantar ke penampungan tersebut," jelas Jalil yang lancar berbahasa melayu ini.
Menurut dia, tujuan akhir mereka tidak tahu secara pasti.
Semua diurus oleh agensi yang memberangkatkan dari Banglades dengan dijanjikan akan mendapat pekerjaan nantinya saat sampai ditempat tujuan.
"Kita ikut saja yang disuruh agen, siapa yang menjemput kita tidak tahu. Kami diarahkan oleh agen yang ada di Banglades," tambahnya.
Menurut dia, pihaknya membayar sebesar 300.000 Taka mata uang Banglades atau sekitar 14 ribu ringgit malaysia atau Rp 45.000.000 untuk berangkat melalui agensi ini demi mendapat pekerjaan.
Uang sebanyak itu menurut Jalil tidak didapat dengan mudah, apalagi dia juga bukan dari kalangan orang yang berada di Bangladesh.
"Kami harus pinjam di bank, jual rumah, lembu dan lainnya untuk mengumpulkan uang sebanyak itu. Tapi setelah diberangkatkan kami seperti bola dioper ke sana kemari, dari Malaysia, masuk Indonesia, menunggu lagi di laut dengan tujuan yang belum tentu," terangnya.
Menurut dia, dari 43 WNA Banglades yang berangkat ini mereka juga tidak saling mengenal. Bahkan berasal dari daerah yang berbeda.
"Ini kali pertama saya pergi seperti ini, harapan bisa segera di pulangkan. Kapok pergi seperti ini lebih baik kerja di tempat sendiri," terangnya.
Sementara itu, satu diantara WNI yang berencana menjadi PMI ilegal yang juga diamankan bersama WNA Banglades bernama Mahdini dari Bereun Aceh juga pertama kali berangkat secara ilegal ini.
Padahal sebelumnya Mahdini sudah pernah bekerja di Kuala Lumpur sebagai juru masak sebuah restoran saat itu masuk secara resmi.
"Kalau kerja Malaysia pernah, dahulu masuk secara resmi menggunakan paspor tahun 2018 lalu dan pulang 2019. Setelah itu kami sempat mencoba berangkat lagi ternyata paspor kami diblacklist tidak dapat masuk sana lagi," ceritanya.
Keberangkatannya ke Malaysia kali ini atas permintaan mantan bosnya di satu restoran di Kuala Lumpur.
Pihaknya sudah menyampaikan dirinya terkendala paspor yang sudah diblacklist.
"Tapi bos bilang mereka yang akan mengusahakan dengan jalur ilegal ini. Bahkan biaya keberangkatan ditanggung bos di Malaysia, saya hanya menanggung ongkos dari Bireuen Aceh ke Medan," terangnya.
