Gerakan Radikal di Jerman Gagal Lakukan Kudeta, Ingin Ubah Bentuk Negara
Gerakan radikal di Jerman ditangkap setelah gagal melakukan kudeta. Mereka tak mengakui pemerintahan dan ingin mengubah bentuk negara
TIBUNPEKANBARU.COM - Aparat kemanan Jerman berhasil membekuk kelompok radikal yang ingin melakukan kudeta dan mengubah bentuk negara.
Kelompok yang bernama Reichsburger, selama bertahun-tahun telah melakukan sejumlah kejahatan.
Mereka melakukan kekerasan terhadap minoritas dan kerap berkonspirasi untuk membuat resah masyarakat.
Mereka tidak mengakui negara Jerman pascaperang dan menolak otoritas pemerintahannya.
Dijuluki Citizens of the Reich, gerakan ini bukanlah gerakan nasional yang terorganisir.
Mereka merupakan sekumpulan kelompok kecil dan individu yang tersebar di seluruh negeri yang bersatu dalam keyakinan bersama itu.
Beberapa dari mereka mencetak mata uang dan kartu identitas mereka sendiri dan bermimpi untuk menciptakan negara otonom mereka sendiri.
Awal tahun ini misalnya, sebuah kelompok yang menamakan dirinya Konigreich Deutschland (Kerajaan Jerman) membeli dua bidang tanah di Saxony di mana mereka bermaksud untuk mendirikan negara mereka sendiri.
Yang lain menolak untuk membayar pajak atau dengan sengaja menyumbat administrasi otoritas lokal dengan mengirimkan surat dalam jumlah besar dengan nada ancaman.
Kebanyakan mereka memiliki senjata api.
Sejak 2016, ketika seorang Reichsburger menembak dan membunuh seorang polisi ketika petugas menggerebek simpanan senjatanya, otoritas Jerman telah mencabut lebih dari seribu lisensi senjata dari orang-orang yang mereka yakini menganut ideologi tersebut.
Namun pada akhir tahun lalu sekitar 500 masih memiliki lisensi senjata yang masih berlaku.
Angka pemerintah menunjukkan bahwa Reichsburger dan apa yang disebut Selbstverwalter - sebuah "pengelompokan" dengan keyakinan serupa yang diterjemahkan sebagai administrator mandiri - melakukan lebih dari 1.000 tindakan kriminal ekstremis pada tahun 2021, dua kali lipat jumlahnya pada tahun 2020.
Dari 21.000 orang di "adegan" Reichsbürger, sekitar 5 persen diyakini ekstremis sayap kanan dan 10 persen berpotensi melakukan kekerasan.
Mereka juga memiliki hubungan dengan militer Jerman, kata Miro Dittrich, seorang ahli yang melacak kelompok tersebut serta ahli teori konspirasi lainnya.
