Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Lagi, Rasmus Paludan Ajukan Aksi Demo, Pemerintah Swedia Langsung Menolak

Lagi, aksi demonstrasi anti-islam diajukan ke pemerintah swedia oleh Rasmus Paludan, hanya saja kini pengajuan aksi itu ditolah oleh pemerintah Swedia

Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Ilham Yafiz
AFP
Lagi, Rasmus Paludan Ajukan Aksi Demo, Pemerintah Swedia Langsung Menolak. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Lagi, aksi demonstrasi anti-islam diajukan ke pemerintah swedia oleh Rasmus Paludan, hanya saja kini pengajuan aksi itu ditolah oleh pemerintah Swedia.

Polisi Swedia telah menolak izin aktivis anti-Islam untuk membakar Alquran di depan kedutaan Turki di Stockholm.

Pemerintah Swedia telah menilai aksi Rasmus Paludan bulan lalu yang membakar Al Quran yang menimbulkan sentimen negatif dari berbagai belahan dunia, termasuk aksi protes keras dari Turki.

Ankara mengancam akan memblokir aplikasi Swedia untuk keanggotaan NATO menyusul protes awal, yang diizinkan oleh pihak berwenang.

Kepolisian nasional Swedia mengumumkan pada hari Selasa bahwa permohonan protes terbaru telah ditolak.

"Pertemuan semacam itu dinilai dapat menyebabkan gangguan serius terhadap keamanan nasional," tulis keterangan resmi kepolisian Swedia seperti dilansir Rusia Today.

Politisi sayap kanan Denmark Rasmus Paludan, yang juga memegang kewarganegaraan Swedia, membakar kitab suci Islam Al Quran di depan kedutaan Turki bulan lalu.

Sementara politisi Swedia mengutuk aksi Rasmus Paludan, pihak berwenang masih mengizinkannya untuk dilanjutkan, dengan Menteri Luar Negeri Tobias Billstrom mengutip undang-undang "kebebasan berekspresi" negara itu.

Protes tersebut memicu gelombang kemarahan di seluruh dunia Muslim.

Dalam sebuah laporan pada hari Selasa, Polisi Keamanan Swedia, badan yang bertanggung jawab untuk spionase dan kontraterorisme mengatakan bahwa mereka telah melihat peningkatan jumlah ancaman teroris setelah pembakaran.

“Swedia dinilai memiliki fokus yang lebih besar daripada sebelumnya untuk kekerasan Islamisme,” kata agensi tersebut.

Kepolisian nasional mengatakan telah membuat keputusan untuk menolak permohonan protes kedua setelah berdiskusi dengan Polisi Keamanan Swedia.

Selain meningkatkan ancaman teror, demonstrasi Paludan pada bulan Januari membahayakan upaya Swedia untuk bergabung dengan NATO.

Swedia dan Finlandia sama-sama meninggalkan kenetralan mereka dan mendaftar untuk bergabung dengan blok militer pimpinan AS musim panas lalu, tetapi penolakan Stockholm untuk melarang Paludan membakar Alquran secara terbuka mendorong Ankara untuk membatalkan pertemuan aksesi dengan kedua negara Nordik tersebut.

Turki telah bentrok dengan kedua negara, menolak untuk meratifikasi tawaran keanggotaan mereka sampai mereka setuju untuk mengekstradisi puluhan tersangka teroris dan mencabut embargo senjata yang sebelumnya diberlakukan di negara tersebut.

“Selama (Swedia mengizinkan) kitab suci saya, Alquran, untuk dibakar dan dirobek, kami tidak akan mengatakan ya untuk masuknya Anda ke NATO," ujar Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan beberapa waktu lalu.

Meskipun AS adalah kekuatan dominan di NATO, semua 30 negara anggota harus memilih dengan suara bulat untuk menerima negara baru ke dalam aliansi.

( Tribunpekanbaru.com )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved