Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Johnny G Plate Tersangka Korupsi, Ngabalin Ungkap Hubungan Jokowi Dengan NasDem

Hubungan keduanya disebut merenggang sejak Nasdem mengusung Anies Baswedan sebagai Capres 2024.

KOMPAS.com/Rahel Narda
Menkominfo Johnny G Plate mengenakan rompi tahanan khas Kejagung berwarna pink di Lobi Gedung Bundar Kejagung, Jakarta, Rabu (17/5/2023). 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Banyak yang menyebut hubungan antara Joko Widodo dan Partai Nasdem tidak baik-baik saja jelang Pemilu 2024.

Hubungan keduanya disebut merenggang sejak Nasdem mengusung Anies Baswedan sebagai Capres 2024.

Terlebih Surya Paloh dan Jokowi tidak pernah bertemu dalam dalam even apapun.

Dugaan itu semakin menguat ketika Menkoinfo Johnny G Plate ditahan usai jadi tersangka kasus korupsi.

Namun Tenaga Ahli Utama Kepala Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin mengeklaim, hubungan antara Presiden Joko Widodo dan Partai Nasdem baik-baik saja.

"Ya kalau Jokowi sama Nasdem kan sebetulnya biasa kan, cuma di publik saja yang orang punya penilaian (macam-macam)," kata Ngabalin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (17/5/2023).

Ngabalin mengatakan, hubungan antara Jokowi dengan ketua-ketua umum partai politik pun biasa-biasa saja, termasuk dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.

Bahkan, menurut Ngabalin, Jokowi juga tidak punya masalah dengan ketua umum partai politik oposisi pemerintah.

Namun, ia mengakui bahwa hubungan antara Jokowi dan Nasdem menjadi perhatian karena sudah mendekati Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

"Seperti kita lihat biasa saja, cuma ya menjelang pemilu kan biasa panas-panas begitu normallah, yang penting jangan sampai bisa mengganggu ruang publik," kata Ngabalin.

Adapun hubungan Jokowi dan Surya Paloh diisukan renggang sejak Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres Pemilu 2024 pada Oktober 2022.

Jokowi beberapa kali tak menghadiri agenda Nasdem. Surya Paloh juga beberapa kali tak diundang di acara pertemuan dengan Jokowi.

Terbaru, Jokowi mengundang enam ketua umum partai politik pemerintah yakni Ketum PDI Perjuangan, Ketum Gerindra, Ketum Golkar, Ketum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Ketum Partai Amanat Nasional (PAN), Ketum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dalam pertemuan di Istana Negara, Selasa (2/5/2023).

Surya Paloh tak diundang dalam pertemuan itu. Jokowi terang-terangan menyatakan bahwa tak diundangnya Surya Paloh adalah karena Nasdem sudah punya koalisi sendiri untuk Pemilu 2024.

"Ya memang enggak diundang. Nasdem itu, ya kita harus bicara apa adanya, kan sudah memiliki koalisi sendiri," ujar Jokowi di Sarinah, Jakarta, Kamis (4/5/2023).

Atas dinamika ini, Surya Paloh pun ditinggalkan oleh Jokowi.

Namun, Surya mengaku menghormati keputusan Jokowi tersebut.

“Jokowi menempatkan positioning Beliau barang kali sebagai pemimpin koalisi partai-partai pemerintahan ya,” kata dia di Wisma Nusantara, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (5/5/2023).

“Dan Beliau tidak menganggap lagi Nasdem ini di dalam koalisi pemerintahan untuk sementara,” kata dia.

Politikus Partai Nasdem Bestari Barus pun mengatakan bahwa hubungan antara Jokowi dan Surya Paloh saat ini berada di titik terendah.

"Memang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa dulu sangat mesra hari ini itu sudah pada titik terendah," kata Bestari, Rabu (10/5/2023), dikutip dari Tribunnews.com.

Merespons anggapan tersebut, Jokowi mengaku tidak ambil pusing. "Biasa saja, saya biasa saja," kata Jokowi, Senin (15/7/2023) lalu.

(*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved