Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Jet Tempur Sukhoi Su-27 Rusia Buntuti Peswat Mata-mata Inggris di Laut Hitam

Sebelumnya, Amerika Serikat (AS) menegaskan bahwa pihaknya terus akan terbang di langit Laut Hitam yang merupakan wilayah internasional. 

HAND-OUT
USIR PESAWAT - Pesawat tempur TNI Sukhoi Thunder Flight (kiri) mencegat pesawat jenis Super King Air, tipe UC-12F, milik US Navy (marinir Amerika Serikat) di angkasa Kepulauan Natuna, Kepri, Rabu (23/9/2015) siang, pukul 14.32 WIB. 

"Saya pikir itu sangat penting bahwa kita dapat mengangkat telepon dan terlibat satu sama lain. Dan saya pikir itu akan membantu mencegah salah perhitungan di masa mendatang."

Puing-puing 'tidak lagi berharga'
Jenderal Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan AS, mengatakan bersama Austin bahwa dia berencana untuk memanggil mitranya dari Rusia juga.

Pentagon masih menganalisis video dan data dari drone untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

"Disengaja atau tidak? Belum tahu," kata Milley. "Kami tahu bahwa pencegatan itu disengaja. Kami tahu bahwa perilaku agresif itu disengaja, kami juga tahu itu sangat tidak profesional dan sangat tidak aman."

Tetapi untuk "kontak sebenarnya dari pesawat tempur sayap tetap Rusia dengan UAV kami, kontak fisik dengan keduanya, belum pasti," katanya, menggunakan singkatan dari kendaraan udara tak berawak.

Moskow mengatakan Rabu bahwa mereka akan mencoba untuk mengambil reruntuhan. Milley tidak secara eksplisit mengesampingkan upaya pemulihan AS, tetapi mengatakan hal itu akan sulit dilakukan.

"Kami tidak memiliki kapal permukaan angkatan laut di Laut Hitam saat ini," dan drone itu kemungkinan besar pecah dan tenggelam di area dengan kedalaman air 4.000-5.000 kaki (1.200-1.500 meter), katanya.

Bahkan jika Rusia berhasil memulihkan puing-puingnya, Amerika Serikat mengambil "langkah-langkah mitigasi" untuk melindungi informasi sensitif.

"Kami cukup yakin bahwa apa pun yang bernilai tidak lagi berharga," kata Milley.

Amerika Serikat menggunakan MQ-9 untuk pengawasan dan serangan dan telah lama beroperasi di Laut Hitam, mengawasi pasukan angkatan laut Rusia.

Beberapa drone telah hilang dalam beberapa tahun terakhir, termasuk yang menurut Komando Pusat AS ditembak jatuh di atas Yaman dengan rudal darat-ke-udara pada tahun 2019.

(*)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved