Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Hujan Buatan

Jangan Percaya Dengan Pesan Berantai di WA Soal Bahaya Hujan Buatan Di Pekanbaru

Masyarakat Kota Pekanbaru diresahkan oleh pesan berantai di WhatsApp tentang hujan yang turun disebut hujan buatan yang membahayakan kesehatan.

foto/net
Ilustrasi - Hujan buatan 

Sehingga, jika sudah tercampur dengan awan (kondensasi atau air) semuanya akan melebur jadi air.

"Jadi sudah tidak bisa kita bedakan ini akibat hujan buatan atau hujan alami. Yang pasti hujan yang turun adalah hujan alami. Jika ada yang menyatakan ada komposisi hujan yang turun memiliki tingkat keasaman atau berbahaya bagi kesehatan kulit, perlu dikonfirmasi hasil uji lab air hujan yang diteliti. Jika tidak ada yg bisa menyampaikan hasil uji lab, berarti hanya asumsi saja, sehingga tidak bisa dipertanggungjawabkan," ujar Ramlan.

Karena itu, BMKG memastikan hujan yang turun hampir di sebagian wilayah Riau, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Aceh, merupakan hujan alami.

"Masyarakat tidak perlu panik dan khawatir secara berlebihan. Dapat kami sampaikan juga, mulai tanggal 21 Agustus 2023, kegiatan TMC sudah berakhir di Riau. Dalam beberapa hari ke depan, potensi hujan di Riau masih ada hujan ringan hingga sedang. Hal ini karena masih adanya suplai masa uap air (awan hujan) dari Samudera Hindia," jelas Ramlan.

Penjelasan BRIN

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) turut menanggapi pesan berantai yang menimbulkan kekhawatiran bagi warga Pekanbaru.

Dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, BRIN menjelaskan hujan asam adalah hujan dengan air hujan dengan pH di bawah 5,6. Air yang netral memiliki pH 7.

Hujan secara alami bersifat asam lemah (pH sedikit di bawah 6), karena adanya gas karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan membentuk asam karbonat H-2CO3.

Jenis asam dalam hujan ini memiliki manfaat untuk melarutkan mineral di dalam tanah, sehingga dapat dimanfaatkan oleh hewan dan tumbuhan.

Hujan asam disebabkan oleh adanya gas pembentuk asam kuat di dalam atmosfer yang terlarut dalam air hujan.  

Gas ini umumnya adalah oksida dari belerang (SOx) dan oksida dari Nitrogen (NOx).

Belerang adalah pengotor dalam bahan bakar minyak, serta oksida nitrogen berasal dari udara dan pembakaran material organik termasuk lahan gambut.

Jika bereaksi dengan air hujan, maka oksida belerang dan oksida nitrogen akan berubah menjadi asam sulfat (H2SO4) dan asam nitrat (HNO3) yang merupakan asam kuat.

Hujan asam sendiri memiliki pH hingga 4 (semakin kecil nilai pH, semakin asam).

Jika terkena manusia, dan hewan darat, umumnya tidak memberikan efek secara langsung dan kurang berbahaya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved