Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Bengkalis

Gajah Sempat Dianggap Musuh, Git Fernando Bersama RSF dan PHR Sukses Pertahankan Populasi Gajah

Rimba Satwa Foundation (RSF) bersama Pertamina Hulu Rokan (PHR) bantu mempertahankan keberadaan gajah sumatera di kawasan hutan yang ada di Bengkalis

Penulis: Muhammad Natsir | Editor: Nurul Qomariah
Tribunpekanbaru.com/Muhammad Natsir
Git Fernando bersama RSF dan PHR saat berada di lokasi Pembibitan Agroforestry di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. 

 

TRIBUNPEKANBARU.COM, BENGKALIS - Beberapa pemuda tampak sibuk beraktivitas membersihkan bibit tanaman di sebuah lahan yang luasnya sekitar setengah hektare berada di Kelurahan Pematang Pudu, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.

Lahan tersebut merupakan rumah kompos dan pembibitan Agroforesty yang dikelola langsung Rimba Satwa Foundation (RSF) bersama Pertamina Hulu Rokan (PHR).

Berada di sekitaran Kilometer 6 Jalan Rangau Kelurahan Pematang Pudu, kelompok pemuda ini melakukan aktifitas pembibitan tanaman Agroforestry dan pakan gajah.

Mereka di antaranya Solfarina, Git Fernando dan beberapa rekan lainnya sudah berkecipung di alam sejak tahun 2013 lalu.

Aktivitas santai sambil bekerja ini rutin dilakukan mereka, bahkan di kala suntuk para pemuda ini juga menyempatkan memancing di kolam air yang berada tidak jauh dari lokasi pembibitan ini.

Git Fernando satu di antara para pemuda ini bercerita awalnya tidak menyangka bakal terjerumus di jalan yang benar ini.

Membantu mempertahankan keberadaan gajah sumatera di kawasan hutan yang ada di wilayah Kabupaten Bengkalis.

Pria asal Payakumbuh awalnya tidak punya keahlian terkait pemberdayaan alam maupun satwa gajah.

Latar belakang pendidikannya pun bertolak belakang dari kegiatan yang digeluti saat ini.

"Kalau basic saya dulu kelistrikan, tidak ada sama sekali keahlian di dalam ilmu gajah ini," awal Git membuka cerita.

Meskipun demikian, karena saat kecil tinggal di Sumatera Barat tepatnya Payakumbuh dengan bentangan alam yang menarik membuat rasa cinta terhadap alam tumbuh.

Bahkan dirinya sudah mulai mendaki gunung gunung yang ada di Sumatera Barat sejak sekolah Dasar.

Beranjak dari situ selesai pendidikan SMA dirinya hijrah ke Mandau, Git Fernando kemudian aktif di organisasi pencinta alam.

Bersama beberapa rekannya Git mendirikan organisasi sendiri dengan nama Himpunan pengiat alam (Hipam) di tahun 2006 lalu.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved