Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Bengkalis

Gajah Sempat Dianggap Musuh, Git Fernando Bersama RSF dan PHR Sukses Pertahankan Populasi Gajah

Rimba Satwa Foundation (RSF) bersama Pertamina Hulu Rokan (PHR) bantu mempertahankan keberadaan gajah sumatera di kawasan hutan yang ada di Bengkalis

Penulis: Muhammad Natsir | Editor: Nurul Qomariah
Tribunpekanbaru.com/Muhammad Natsir
Git Fernando bersama RSF dan PHR saat berada di lokasi Pembibitan Agroforestry di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. 

"Setelah RSF ini terbentuk tahun 2014 kita mulai fokus menyelamatkan gajah, sekarang sudah ada 16 orang staf dan volunter sudah sangat banyak bahkan ada yang berasal dari luar negeri," jelasnya.

Kegiatan RSF terfokus menyelamatkan satwa gajah terutama di kawasan Hutan Balai Raja Kabupaten Bengkalis.

Selain melakukan pemantauan aktifitas gajah yang ada di kawasan ini, pihaknya juga memastikan ketersedian pakan dan memberikan edukasi serta sosialisasi masyarakat untuk menyelamatkan keberadaan satwa yang mulai langkah.

Dalam upaya menyelamatkan habitat gajah ini ternyata tidak mudah, RSF yang sudah fokus sejak tahun 2014 melakukan konservasi gajah ternyata memiliki banyak tantangan.

Mereka bahkan sempat dianggap musuh bagi masyarakat karena aktifitasnya yang mencoba memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk turut serta menyelamatkan gajah.

"Kita sempat dianggap musuh oleh masyarakat karena upaya penyelamatan gajah. Di satu titik bahkan kami pernah diikat dan dikejar pakai parang oleh masyarakat, karena pola pikir masyarakat saat itu masih menganggap gajah sebagai hama lahan perkebunan mereka," cerita Solfarina satu diantara Founder dari RSF.

Masyarakat menilai saat kedatangan tim RSF ke desa mereka pasti membawa kawanan gajah yang nantinya akan merusak lahan mereka.

Padahal keberadaan tim RSF saat berada di satu desa tersebut karena memang sudah mengetahui akan adanya lintasan gajah saat itu.

"Beriringan waktu, setiap kita melakukan monitoring lintasan gajah, kita berada di desa selama sepuluh hari, tinggal bersama masyarakat di sana. Begitu adanya konflik antara gajah dengan masyarakat kita membantu mengarahkan gajah untuk keluar dari perkebunan masyarakat," ceritanya.

Dengan kondisi ini lambat laun masyarakat paham keberadaan mereka untuk menyelamatkan dan mengantisipasi dan meminimalisir konflik gajah dengan masyarakat.

"Akhir tahun 2018 masyarakat mulai sadar dan mau mendengarkan edukasi edukasi yang disampaikan, serta akhirnya ikut serta menyelamatkan gajah, terutama saat melintas di desa mereka," jelas Solfarina.

"Kita juga sudah memberikan pelatihan kepada masyarakat kapan waktu waktu untuk mengiring gajah yang baik. Sehingga tidak menjadi konflik antar masyarakat saat gajah melintas di lahan mereka," tambahnya.

Populasi Gajah Balai Raja Mulai Meningkat

Konflik gajah sumatera dengan masyarakat petani di Kabupaten Pelalawan kembali terjadi. Kali ini, rombongan gajah liar merusak kebun warga di Desa Betung Kecamatan Pangkalan Kuras, Senin (6/2/2023).
Ilustrasi gajah sumatera  liar. (Istimewa)

Keberadaan RSF sebagai pelaku Konservasi Gajah di Hutan Balai Raja Bengkalis ternyata berdampak cukup besar dalam menyelamatkan populasi gajah.

Setelah mereka beraktifitas sejak tahun 2014 lalu mereka berhasil mempertahankan jumlah gajah yang hidup di sana.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved