Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Kampar

Ikan Mati Massal di Anak Sungai Subayang Diduga karena Limbah PKS PT YBS, DLH Kampar Turunkan Tim

Ikan mati massal terjadi di anak sungai di Desa Teluk Paman Timur, Kampar, Riau. Kejadian ini diduga karena limbah PT Yuni Bersaudara Sejahtera

Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Nurul Qomariah
Istimewa
Bangkai ikan baung mengapung di aliran anak sungai di Desa Teluk Paman Timur Kecamatan Kampar Kiri, Kamis (28/9/2023). 

TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Ikan mati massal terjadi di anak sungai di Desa Teluk Paman Timur Kecamatan Kampar Kiri. Kejadian ini diduga karena limbah PT Yuni Bersaudara Sejahtera (YBS).

Aswis, seorang warga setempat, mengungkapkan, bangkai ikan mulai ditemukan pada Kamis (29/9/2023).

"Ada banyak ikan mati di sungai. Mulai ditemukan sejak kemarin," katanya kepada Tribunpekanbaru.com, Jumat (29/9/2023).

Ia mengatakan, ikan mati ditemukan menyebar di aliran Sungai Alo Alo. Anak sungai itu bermuara ke Sungai Subayang.

Bangkai yang ditemukan seperti Ikan Baung, Kapiek, dan lainnya.

Menurut dia, mata pencarian warga menjadi terganggu. Sebagian warga mencari nafkah dari menangkap ikan di perairan sungai.

Ia mengemukakan, kuat dugaan penyebab ikan mati massal itu karena air sungai tercemar oleh limbah Pabrik Kelapa Sawit (PKA) milik PT YBS. Ini dilaterbelakangi oleh beberapa fakta.

Aswis menjelaskan, limbah pabrik dialirkan melalui saluran yang dibuat di kebun masyarakat. Saluran itu bermuara ke anak sungai.

Menurut dia, warga sudah lama mempersoalkan limbah pabrik. Selain mengeluarkan bau tak sedap, limbah juga merusak lahan sekitar saluran pembuangan limbah.

Kejadian ikan mati massal ini menambah kekecewaan warga dan menyampaikannya kepada pihak perusahaan.

Tetapi PT YBS berdalih bukan limbah pabrik. Melainkan air cucian tandan kosong (tankos) Kelapa Sawit.

Menurut dia, alasan perusahaan sulit diterima akal. Apalagi Agustus lalu, warga telah berinisiatif mengambil sampel air parit untuk diuji di laboratorium.

"Hasil uji lab-nya banyak ketidakwajaran," katanya.

Ia mencontohkan, kadar minyak dan oksigen sangat tinggi mencapai 443 mg/l. Padahal normalnya untuk perairan sungai hanya 25 mg/l.

"Kondisi begini kan nggak cocok untuk habitat ikan," ucapnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kampar, Yuricho Efril mengaku telah menerima laporan warga terkait ikan mati massal.

"Saya sudah minta bidang pengawasan bawa tim untuk mengecek ke lokasi hari ini," katanya ketika dikonfirmasi.

( Tribunpekanbaru.com / Fernando Sihombing )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved