Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Jangan Biasakan Pesan Makanan Melalui Online, Bisa Jadi Itu Tanda Anda Mengalami Depresi

Pesan antar makanan memang sangat praktis tapi sebenarnya mahal sekaligus merugikan kesehatan kita.

Gambar oleh María Prieto dari Pixabay
Ilustrasi depresi 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Sudah biasa bagi sebagian orang memasan makanan melalui online atau delivery.

Bahkan ada orang yang kerjaannya setiap hari memasan makanan dengan layanan pesan antar.

Wajar, kadang ada yang malas memasak atau memang tak mau ribet pergi membeli ke outlet langsung.

Memang pengunaan layanan pesan antar makanan online sekarang sudah menjadi rutinitas banyak orang.

Tinggal duduk di rumah dan beberapa saat kemudian makanan diantar oleh ojek online langsung ke depan pintu.

Pesan antar makanan memang sangat praktis tapi sebenarnya mahal sekaligus merugikan kesehatan kita.

“Dalam banyak hal, aplikasi pesan-antar makanan bermanfaat dan nyaman. Baik untuk orang-orang yang sangat sibuk karena makanannya datang langsung kepada Anda,” kata psikolog Cleveland Clinic, Susan Albers, PsyD.

Kelemahannya, akses terhadap makanan sangat mudah karena bisa dipakai 24 jam.

"Bagi sebagian orang, hal ini bisa menjadi masalah. Aplikasi pesan-antar makanan tidak menyebabkan gangguan makan atau masalah makan, namun dapat menjadi alat yang memfasilitasi perilaku tersebut.”

Pengaruh kebiasaan delivery makanan online pada diri kita

Aplikasi online membuat kita memiliki akses ke berbagai restoran dengan pilihan yang tak terhitung jumlahnya.

Semakin dimudahkan pula dengan layanan antar yang biasanya rendah sehingga kita makin sulit mengontrol kebiasaan makan.

“Menggunakan aplikasi pesan-antar makanan mungkin membuat kewalahan bagi orang-orang yang makan secara emosional, makan berlebihan, atau kesulitan makan berlebihan,” terang Dr. Albers.

Ada sejumlah perilaku yang menandakan kita terlalu sering delivery makanan sehingga menjadi kebiasaan buruk.

Misalnya:

  • merasa malu, menyesal atau bersalah saat memesan makanan.\
  • memesan makanan dalam jumlah besar.
  • makan sendirian atau diam-diam.
  • menghabiskan banyak waktu dan energi untuk aplikasi delivery makanan

Bisa jadi tanda depresi atau gangguan kecemasan

Kebiasaan delivery makanan bisa menjadi gaya hidup yang dapat memengaruhi keuangan dan kesehatan.

Tergolong terlalu sering jika kita mengandalkan aplikasi untuk sebagian besar waktu makan, menghabiskan terlalu banyak waktu untuk menelusuri aplikasi, atau mendapati diri kita memesan makanan dalam jumlah besar.

“Menggunakan aplikasi pesan-antar makanan terlalu sering bisa menjadi tanda gangguan makan berlebihan, makan secara emosional, atau semacam gangguan makan yang bermasalah,” urai Dr. Albers.

Ia menyarankan konsultasi ke dokter untuk memastikan perilaku kita ini, kaitannya dengan kesehatan mental.

Apalagi jika kita tak lagi ingin pergi sendiri ke restoran atau belanja bahan makanan ke toko kelontong, yang bisa jadi tanda bahaya.

“Itu bisa menjadi tanda depresi atau kecemasan,” kata Dr. Albers.

“Jadi, ini tidak selalu hanya merupakan indikasi masalah makan, tetapi ada faktor lain yang melatarbelakanginya.”

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved