Citizen Journaslism
Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning di SMKN 1 Lubuk Dalam Siak
Model pembelajaran dijadikan sebagai panduan dalam merencanakan dan melakukan aktivitas pembelajaran.
Penulis: Salimah, S.Pd. MM, Ari Lestari S.P dan Afrina Oktavia S.P. Mahasiswa Jurusan Magister Pedagogi Fakultas Magister Universitas Lancang Kuning (Unilak)
KEGIATAN belajar di sekolah akan terlaksana dengan tujuan yang nyata melalui adanya model pembelajaran. Model pembelajaran dijadikan sebagai panduan dalam merencanakan dan melakukan aktivitas pembelajaran.
Ada 3 hal yang harus diperhatikan untuk memilih model pembelajaran meliputi :
1) Karakteristik materi yang akan diajarkan,
2) Tujuan pada pencapaian pembelajaran,
3) Tingkat pemahaman peserta didik.
Model pembelajaran menjadi suatu pilihan yang mana guru dapat menetapkan dengan menyesuaikan materi yang akan diajarkan serta efesien untuk mencapai tujuan dari kegiatan belajar mengajar.
Problem based learning (PBL) merupakan satu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, di mana mereka akan belajar bersama dalam satu kelompok kecil yang terdiri dari 6 hingga 10 orang untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu yang menjadi fokus pembelajaran.

Pendidik juga bertindak sebagai fasilitator untuk mendukung kegiatan pembelajaran dan bukan sebagai pemateri seperti pada pembelajaran konvensional. Dengan ini, peserta didik diberi kesempatan untuk membangun sendiri pengetahuannya tentang materi pembelajaran melalui pemecahan masalah yang mereka upayakan. Pemecahan masalah secara berkelompok ini mampu menstimulasi peserta didik untuk aktif belajar mandiri secara langsung melalui kegiatan fisik (hands on) yang akan memicu pemikiran mereka (minds on).
PBL memiliki beberapa kelebihan, di antaranya: meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah peserta didik. PBL mendorong peserta didik untuk berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah yang diberikan. Peserta didik dituntut untuk mencari informasi, menganalisis data, dan membuat keputusan. Meningkatkan keterampilan kerja sama peserta didik.
PBL mendorong peserta didik untuk bekerja sama dalam kelompok untuk memecahkan masalah. Peserta didik dituntut untuk berkomunikasi, berkolaborasi, dan berbagi ide dengan anggota kelompoknya. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik. PBL membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan bermakna bagi peserta didik. Peserta didik merasa terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan merasa memiliki tujuan yang jelas.
Guru-guru di SMK N 1 Lubuk Dalam banyak menggunakan model PBL ini dalam melaksanakan pembelajaran. Bagi saya yang mengajar mata pelajaran produktif untuk Dasar-dasar Agribisnis Tanaman menggunakan model PBL ini dalam materi mengelola lingkungan sekolah. Peserta didik dibawa keluar ruangan kelas untuk melihat lingkungan sekitar sekolah. Kemudian peserta didik diberi tugas untuk mengelola lingkungan sekolah dengan baik.

Bagaimana peserta didik dapat memanfaatkan sampah yang ada di sekitar sekolah dapat menjadi barang yang bermanfaat. Tugas diberikan secara kelompok. Ada sekelompok peserta didik yang mengolah sampah organik menjadi kompos, ada sekelompok peserta didik yang mengolah sampah anorganik menjadi barang yang bisa digunakan kembali seperti eko brick dan ada sekelompok peserta didik yang memanfaatkan serbuk kelapa menjadi pot hias.
Peningkatan aktivitas belajar peserta didik yang terjadi disebabkan oleh lingkungan belajar peserta didik yang dialami. Melalui penerapan model pembelajaran problem base learning, seluruh peserta didik dilibatkan secara aktif, baik fisik maupun mental dalam proses pembelajaran. Pembelajaranmenjadi lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada peserta didik karena pembelajaran Problem Base Learning menganut aliran
konstruktivisme. Peserta didik belajar “mengalami” bukan menghafal sehingga, akan timbul proses pembelajaran yang lebih bermakna. Penerapan pembelajaran problem base learning akan membantu guru untuk menghubungkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi peserta didik untuk menentukan hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dengan kehidupan mereka.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.