Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Kampar

Keluhan Ikan Mati Massal di Waduk Pulau Birandang, PKS Air Kampar Kedapatan Kelebihan Produksi

Warga mengeluhkan ikan mati massal di sebuah waduk di Desa Pulau Birandang Kecamatan Kampa.

Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Ariestia
ist
Warga mengeluhkan ikan mati massal di sebuah waduk di Desa Pulau Birandang Kecamatan Kampa. FOTO ILUSTRASI 

TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Warga mengeluhkan ikan mati massal di sebuah waduk di Desa Pulau Birandang Kecamatan Kampa. Padahal waduk itu hendak digunakan untuk budidaya ikan.

Menurut informasi yang diperoleh Tribunpekanbaru.com, ikan mati massal amat dikeluhkan karena hingga kini waduk tidak dapat dimanfaatkan. Warga menduga waduk telah tercemar.

Kepala Desa Pulau Birandang, Tomas Renaldo membenarkan keluhan tersebut. Ia mengatakan, keluhan tersebut disampaikan kepada Penjabat Bupati Kampar, Mhd. Firdaus di masanya pada Agustus 2023 lalu.

Ikan itu bantuan dari Dinas Perikanan Kampar. Ribuan bibit ikan ditabur ke waduk alami yang dikenal dengan nama Danau Sasapan II itu agar produksinya dapat dinikmati masyarakat.

"Warga menyampaikan tidak bisa membudidaya ikan. Pernah ikan mati mendadak sampai 80 persen," ujarnya ketika dikonfirmasi, Selasa (23/1/2024).

Selain berpotensi untuk usaha budidaya, kata dia, danau itu juga menjadi sumber air bersih bagi warga secara turun-temurun.

Ia menjelaskan, warga menduga waduk telah tercemar. Kala itu, Firdaus langsung memerintahkan agar keluhan tersebut ditindaklanjuti.

Dinas Perikanan dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) diperintahkan menyelidiki penyebab ikan mati mendadak. Menurut dia, warga memang menuding pencemar dari limbah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) milik PT. Air Kampar.

Dugaan ini muncul karena pabrik berada di hulu waduk. Tetapi fakta lain, ikan mati massal setelah pembangunan turap. "Dugaan-dugaan itu harus dibuktikan. Terkait pencemaran, saya tidak bisa berwenang menanggapinya," katanya.

Ia mengatakan, DLH menurunkan tim ke lokasi. Belakangan ia mendapat informasi jika DLH menemukan PKS PT. Air Kampar milik Jimmy Ahua itu kelebihan kapasitas produksi.

"Saya belum dapat temuan DLH. Saya baru mendengar informasi," katanya.

Menurut dia, masyarakat amat berharap dapat membudidaya ikan di waduk tersebut. Seorang investor bernama Indra Noval tertarik menanamkam modalnya untuk membudidaya ikan.

Ikan hasil produksi dapat dijual ke pabrik pengalengan ikan yang berada di Desa Koto Perambahan Kecamatan Kampa. Investor telah mengambil sampel air untuk diuji di laboratorium.

"Sampai sekarang kita masih menunggu hasilnya. Nanti bisa kita lihat apakah tercemar atau tidak. Kalau tercemar, karena apa," ujarnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved