Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kriminal

Oknum Pemilik Pondok Tahfiz di Batubara Cabuli 12 Santriwatinya

Polisi menangkap oknum pemilik pondok Tahfiz inisial ZAS di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, karena mencabuli 12 santriwatinya.

Getty Images via BBC
Oknum Pemilik Pondok Tahfiz di Batubara Cabuli 12 Santriwatinya 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Pencabulan terhadap santriwati kembali terjadi di Indonesia. Kali ini kasus pencabulan terhadap santriwati terjadi di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara.

Pelakunya adalah ZAS, seorang pemilik pondok Tahfiz. Jumlah korban pencabulan ZAS mencapai 12 santriwati.

Usia rata-rata santriwati yang dicabuli ZAS berusia 11 sampai 14 tahun.

Pengacara salah seorang korban, Arif mengatakan, pelaku ditangkap 19 Januari 2024.

Berdasarkan pengakuan korban, kasus ini mulai terungkap sebulan lalu.

Awalnya salah seorang santriwati senior merasa risih dengan perlakuan ZAS yang tiba-tiba memeluknya dari belakang.

"Jadi kakak kelas ini pernah mau diraba (tubuhnya) oleh ustadz pemilik Tahfiz inisial ZAS tersebut. Pernah mau diraba di sebuah ruangan tapi dia menolak dengan mengatakan, saya mau keluar dulu," ujar Arif menirukan ucapan santriwati tersebut, saat dihubungi Kompas.com melalui telepon seluler, Sabtu (10/2/2024).

Santriwati itu melihat gelagat mencurigakan dari ZAS yang kerap masuk ke kamar para adik-adik juniornya.

"Karena dia tidak boleh menggunakan handphone akhirnya dia izin keluar. Ditemuinya ibu santriwati lain yang anaknya jadi korban. Dia ceritakan bahwasannya anak ibu yang bernama ini, (dicabuli) sama JAS, dia masuk ke kamar dan segala macam," ujar Arif.

Selanjutnya ibu korban menitipkan handphone ke santriwati senior tadi.

Tujuannya untuk merekam pengakuan korban apakah benar telah menjadi korban pencabulan ZAS.

Awalnya, sambung Arif, para korban tidak mengaku namun setelah santriwati senior menyumpah dengan Alquran, para korban membenarkan perbuatan ZAS.

Saat beraksi ZAS kerap memegang hingga mencium daerah sensitif korban.

"Mereka (para korban) membuat testimoni bahwa mereka telah dicabuli, hasil rekaman dibawa keluar lalu diberikan ke ibu santriwati yang jadi korban," ujarnya.

Total saat itu, ada 5 santriwati yang mengaku menjadi korban pencabulan.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved