Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Harimau di Siak

Penampakan Harimau di Siak Ternyata Jauh dari Rumah Balita yang Sempat Dicakar dan Nyaris Dimangsa

Penampakan harimau di Siak tepatnya di Dusun III Sungai Mungkal ternyata jauh dari rumah Iwan, yang anaknya nyaris jadi mangsa pada 21 Februari 2024

Penulis: Mayonal Putra | Editor: Nurul Qomariah
Tangkap Layar Youtube
Tangkapan layar harimau di Siak tepatnya di Dusun III Sungai Mungkal, ternyata jauh dari rumah Iwan, yang anaknya nyaris jadi mangsa pada 21 Februari 2024 lalu 

TRIBUNPEKANBARU.COM, SIAK - Penampakan harimau di Siak tepatnya di Dusun III Sungai Mungkal ternyata jauh dari rumah Iwan, yang anaknya nyaris jadi mangsa pada 21 Februari 2024 lalu.

Penampakan harimau di Siak yang menyatroni hingga ke warung warga tersebut berada di daerah Sungai Sialang, yang berjarak sekitar 8 Km dari rumah Iwan atau pusat Dusun III Sungai Mungkal.

Penghulu Kampung Penyengat, Abok Agustinus kepada Tribunpekanbaru.com, Kamis (7/3/2024) mengungkapkan, daerah itu memang masih masuk wilayah dusun III Sungai Mungkal.

Namun ia menyangkal, titik lokasinya jauh berbeda dengan lokasi kejadian harimau yang nyaris menyeret balita berusia 2 tahun tempo hari.

“Tepatnya di Sungai Sialang, memang masih masuk Dusun III Sungai Mungkal, tetapi ini jarak yang sangat jauh di mana di sana ada pekerja kebun sawit dan penangkaran walet,” kata Abok Agustinus.

Namun demikian, ia sendiri belum bisa memastikan harimau itu adalah harimau yang sama dengan yang terlihat sebelumnya.

Ia juga sudah meminta warga untuk terus waspada agar tidak ada korban jiwa.

“Kami sudah laporkan ke Pak Camat dan Kapolsek terkait kejadian ini,” tambahnya.

Ia menerangkan, kejadian penampakan harimau Sumatra sejak sekitar pukul 18.30 WIB sampai tengah malam.

Lokasinya di areal pekerja kebun masyarakat dan walet yang berada Sungai Sialang, masih kawasan dusun III Sungai Mungkal.

“Berjarak 8 Km pusat permukiman dusun III Sungai Mungkal, di mana di sana ada pekerja kebun sawit dan penjagaan walet,” katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan, tenaga kerja yang tinggal di sana berasal dari daerah Banau, Kabupaten Kepulauan Meranti.

“Laporan juga kami dapat dari pengawas pekerja di lapangan bernama Koheng yang umur 54 tahun, ia beralamat di Sungai Nipah kecamatan Merbau, kabupaten Kepulauan Meranti,” katanya.

Adapun jumlah tenaga kerja di kawasan itu sekitar 20 orang.

Sebagian besar tenaga kerjanya sudah kembali ke kampung halamannya di Kabupaten Kepulauan Meranti.

“Saat ini tenaga kerja tinggal 4 orang di lokasi,” katanya.

( Tribunpekanbaru.com / Mayonal Putra )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved