Sosok Jihad Aqsa Demonstran Yang Terpilih Sebagai Anggota DPRD Kampar Pileg 2024

TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Sosok Dedek sapaan akrab Jihad Aqsa Calon Legislatif (Caleg) Terpilih untuk DPRD Kampar periode 2024-2029.

Caleg PKB ini bertarung di Daerah Pemilihan (Dapil) Kampar 1.

Dapil itu Meliputi Kecamatan Bangkinang Kota, Bangkinang, Salo, Kuok, XIII Koto Kampar, dan Koto Kampar Hulu.

Berdasarkan penetapan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kampar, Dedek meraih 4.250 suara. Adapun total perolehan PKB di dapil ini sebanyak 13.016 suara.

Menurut hasil simulasi pembagian kursi, PKB berhasil mendapat jatah satu dari sembilan kursi yang diperebutkan di dapil itu.

Maka kursi itu akan diduduki Dedek sebagai peraih suara terbanyak di antara rival separtainya.

Jihad Aqsa juga akan menjadi wajah baru di antara 45 Anggota DPRD Kampar 2024-2029. Warga Jalan Jend. Sudirman RT 005 RW 018 Kelurahan Langgini Kecamatan Bangkinang Kota ini termasuk politisi di Kampar yang sedang mekar.

Alumnus STIE Bangkinang tahun 2014 ini dikenal sebagai aktivis semasa kuliah.

Berdasarkan catatan Tribunpekanbaru.com, ia tercatat pernah melakoni beberapa gerakan aksi unjuk rasa di era 2010-an.

Aksi yang cukup besar dan menyita perhatian publik, yakni saat ia bergabung dengan Gerakan Pemuda Patriot Indonesia (GPPI) menuntut pendidikan gratis.

Dedek dan kawan-kawan meminta Pemerintah Kabupaten Kampar menghapus biaya pendidikan.

Tak kunjung diakomodir, massa berunjuk rasa sampai beberapa kali.

Puncaknya di Gedung DPRD Kampar pada Rabu, 29 November 2012. Massa merangsek masuk Gedung DPRD Kampar saat Rapat Badan Anggaran (Banggar) membahas Rancangan APBD 2013.

Sementara personil dari Kepolisian Resor Kampar bersama Satuan Polisi Pamong Praja melakukan penghadangan. Alhasil, bentrok tak terhindarkan.

Kedua kubu terlibat baku hantam. Bentrok mengakibatkan sejumlah orang terkena pukulan.

Di pihak GPPI, ada enam pengunjuk rasa yang dilarikan ke rumah sakit.

Dedek yang terparah. Ia sempat dirawat di RSUD Arifin Achmad, Pekanbaru selama empat hari. Ia memaksa pulang dan memilih dirawat di rumah orangtuanya di Bangkinang Kota.

Selama lebih dari satu dekade kemudian, pria kelahiran Meulaboh, 2 Juni 1989 ini menjadi politisi.

Ayah satu anak ini akan berkantor di gedung tempatnya dulu terlibat bentrok saat masih mahasiswa aktivis.

Dilihat di laman Daftar Calon Tetap (DCT) pada situs web KPU, Jihad Aqsa mengusulkan dua program.

Pertama, menyalurkan dana aspirasi dengan merata. Kedua, memasifkan pembangunan program kemandirian rakyat.

"Menjadi kontributor perjuangan masyarakat Kampar," demikian isi kalimat yang memotivasi suami dari Rini Syafriani ini untuk mencalonkan diri di Pemilu 2024.

( Tribunpekanbaru.com / Fernando Sihombing )