Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pilkada Kampar

Inilah Makna Burung Kuaghan 'Si Kowan' Maskot Pilkada di Kampar, Peluncurannya Dimeriahkan Dewi KDI

Peluncuran maskot Pilkada Kampar bernama "Si Kowan" itu karakter burung Kuaghan dimeriahkan oleh Dewi KDI. 

Penulis: Fernando Sihombing | Editor: M Iqbal
Istimewa
Peluncuran Si Kowan, Maskot Pilkada di Kampar. 

Menurut pengoleksi barang antik ini, Kuaghan terbang bergerombol di alam bebas. Hinggap hanya saat mencari makan di semak-semak dan saat malam tiba. Makanan burung ini seperti cacing dan serangga.  

KPU Kampar memilih gambar Burung Kuaghan sebagai maskot Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Maskot diberi nama
KPU Kampar memilih gambar Burung Kuaghan sebagai maskot Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Maskot diberi nama "Si Kowan". (Youtube)

"Di siang hari, sulit ditemukan karena terbang terus. Sarangnya tidak pernah ditemukan," katanya. 

Ia menjelaskan, burung ini muncul musiman. Saat musimnya tiba, bisa ditangkap sampai ribuan ekor. Dahulu masyarakat Kampar menangkap burung ini dengan perangkap unik berbentuk rumah khas Kampar, Rumah Lontiok.

Salah satu barang antik koleksinya perangkap yang sudah berusia puluhan tahun. Sangkar itu terbuat dari kayu dan bilah-bilah bambu yang dijalin dengan rotan.

Bahan kayu terdapat pada kaki sangkar, dinding di sisi kanan dan kiri, serta tangkai di bagian atas yang dibuat memanjang. Semua bahan kayu diukir.

Cara membawa sangkar ini dipikul. Salah satu tangkai yang lebih panjang dipegang dan dipundak. Sangkar menggantung di belakang pemikulnya. 

Menurut Latief, Kuaghan merupakan salah satu anugerah Tuhan yang sangat istimewa bagi masyarakat Kampar. Kemunculannya sering dianggap sengaja diturunkan Tuhan untuk dijadikan santapan. 

Ia mengaku sudah telah melakukan penelitian terhadap reproduksi Kuaghan. "Ukurannya sama. Tidak ada yang besar kecil, tidak ada induk dan anak. Tidak ada kelamin mana jantan, mana betina," ujarnya. 

Menurut dia, daging Kuaghan merupakan menu makanan khas Kampar. Dagingnya dan tulangnya lembut. 

"Tulangnya yang lebut bisa dikunyah sampai sampai habis," katanya. Masyarakat Kampar biasanya menyajikannya dengan rendang atau digulai.

( Tribunpekanbaru.com /Fernando Sihombing)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved