Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pilkada Kampar

Inilah Makna Burung Kuaghan 'Si Kowan' Maskot Pilkada di Kampar, Peluncurannya Dimeriahkan Dewi KDI

Peluncuran maskot Pilkada Kampar bernama "Si Kowan" itu karakter burung Kuaghan dimeriahkan oleh Dewi KDI. 

Penulis: Fernando Sihombing | Editor: M Iqbal
Istimewa
Peluncuran Si Kowan, Maskot Pilkada di Kampar. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kampar telah meluncurkan maskot Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Maskot bernama "Si Kowan" itu karakter burung Kuaghan

Maskot dan lagu jingle Pilkada Kampar 2024 itu diperkenalkan dalam Acara Peluncuran Tahapan Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Riau dan Bupati-Wakil Bupati Kampar, Sabtu (8/6/2024) malam. Bertempat di Lapangan Merdeka, Bangkinang Kota. 

Peluncuran ditandai dengan penekanan tombol bunyi sirine. Penekanan tombol dilakukan oleh Ketua KPU Riau, Rusidi Rusdan, Penjabat (Pj.) Sekretaris Daerah Kampar, Ahmad Yuzar, dan Ketua KPU Kampar, Andi Putra bersama komisioner.

Acara dimeriahkan penampilan Artis Dangdut, Dewi Maharani. Wanita kelahiran Bandung ini jebolan Kontes Dangdut Indonesia (KDI) dan akrab dengan panggilan Dewi KDI.

Baca juga: Ini Maskot, Jingle dan Tema Pilkada di Kampar Riau, Acara Peluncurannya Akan Dimeriahkan Artis KDI 

Baca juga: KPU Bengkalis Riau Akan Luncurkan Maskot Ikan Terubuk untuk Pilkada Bengkalis 2024

Dikutip dari KPU Kampar, maskot adalah karya Rahmad Satria warga Dusun II Pasar Selatan Desa Kampar Kecamatan Kampa. Ia memenangkan sayembara pemilihan maskot yang digelar KPU Kampar. 

burung Kuaghan mengenakan Pakaian Melayu dan Peci. Diberi nama "Si Kowan" singkatan dari 'demokraSI Kampar yang kOndusif, berWibawa, dan amAN'. 

Maskot ini mengandung filosopi memperkuat rasa kebanggaan dan identitas lokal masyarakat Kampar. Selain itu, untuk menunjukkan kesetiaan kepada warisan budaya dan alam yang dimiliki.

Si Kowan juga mencerminkan semangat untuk menjalankan proses demokrasi yang penuh martabat, dan integritas. Selain itu pelaksanaan Pilkada yang damai, transparan, dan rasa persaudaraan di antara masyarakat Kampar.

Kuaghan merupakan burung khas Kampar. Burung ini melambangkan kebesaran, kecerdasan, dan keberanian. Hadir dengan pakaian adat sebagai identitas budaya dan tradisi yang beragam. 

Tentang burung Kuaghan

burung Kuaghan merupakan satwa yang diklaim langka. Bahkan konon, keistimewaan dan keunikan yang dimilikinya sampai disebut sebagai burung mitos.

Meski langka, tetapi menjadi sajian kuliner khas di Kampar. Daging burung ini menjadi makanan lezat jika direndang atau digulai.

Seorang budayawan Kampar, Abdul Latief mengungkap burung ini hanya ditemukan di Kampar. Dahulu tersebar di Sumatera bagian tengah. 

"Kenapa disebut langka, karena tidak ditemukan di belahan bumi yang lain. Hanya ada di Kampar," katanya kepada Tribunpekanbaru.com, Kamis (6/6/2024) malam.

Ia mengatakan, Kuaghan ini berukuran cukup kecil dengan paruh mirip Burung Barabah. Memiliki sayap hitam keabu-abuan, bagian dada putih, dan kakinya seperti Burung Murai. 

Menurut pengoleksi barang antik ini, Kuaghan terbang bergerombol di alam bebas. Hinggap hanya saat mencari makan di semak-semak dan saat malam tiba. Makanan burung ini seperti cacing dan serangga.  

KPU Kampar memilih gambar Burung Kuaghan sebagai maskot Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Maskot diberi nama
KPU Kampar memilih gambar Burung Kuaghan sebagai maskot Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Maskot diberi nama "Si Kowan". (Youtube)

"Di siang hari, sulit ditemukan karena terbang terus. Sarangnya tidak pernah ditemukan," katanya. 

Ia menjelaskan, burung ini muncul musiman. Saat musimnya tiba, bisa ditangkap sampai ribuan ekor. Dahulu masyarakat Kampar menangkap burung ini dengan perangkap unik berbentuk rumah khas Kampar, Rumah Lontiok.

Salah satu barang antik koleksinya perangkap yang sudah berusia puluhan tahun. Sangkar itu terbuat dari kayu dan bilah-bilah bambu yang dijalin dengan rotan.

Bahan kayu terdapat pada kaki sangkar, dinding di sisi kanan dan kiri, serta tangkai di bagian atas yang dibuat memanjang. Semua bahan kayu diukir.

Cara membawa sangkar ini dipikul. Salah satu tangkai yang lebih panjang dipegang dan dipundak. Sangkar menggantung di belakang pemikulnya. 

Menurut Latief, Kuaghan merupakan salah satu anugerah Tuhan yang sangat istimewa bagi masyarakat Kampar. Kemunculannya sering dianggap sengaja diturunkan Tuhan untuk dijadikan santapan. 

Ia mengaku sudah telah melakukan penelitian terhadap reproduksi Kuaghan. "Ukurannya sama. Tidak ada yang besar kecil, tidak ada induk dan anak. Tidak ada kelamin mana jantan, mana betina," ujarnya. 

Menurut dia, daging Kuaghan merupakan menu makanan khas Kampar. Dagingnya dan tulangnya lembut. 

"Tulangnya yang lebut bisa dikunyah sampai sampai habis," katanya. Masyarakat Kampar biasanya menyajikannya dengan rendang atau digulai.

( Tribunpekanbaru.com /Fernando Sihombing)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved