Suami Bunuh Istri di Kampar

Kata Cinta dari Pak Polisi Bikin Amran Menyesal, Suami di Kampar, Riau, Tikam Istri hingga Tewas

Amarah Amran Dohana mereda dan menyesali perbuatannya setelah menikam istrinya Febeider Laia hingga tewas saat diperiksa polisi.

Penulis: Fernando Sihombing | Editor: FebriHendra
tribunpekanbaru
Suasana saat olah TKP pembunuhan Febeider Laia oleh suaminya Amran Dohana di Desa Rantau Kasih Kamis (13-6-2024) 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Kata cinta bisa meredakan amarah, seperti yang dialami Amran Dohana setelah menikam istri hingga tewas.

Febeider Laia, istri Amran meregang nyawa di perkebunan tanaman Eukaliptus di wilayah Desa Rantau kasih Kecamatan Kampar Kiri Hilir.

Pengakuan Amran, amarahnya memuncak karena sang istri suka melawan dan menentang setiap omogannnya.

Baca juga: Pengakuan Amran yang Tega Tikam Istri Sendiri Berkali-kali, Mau Minta Tolong Malah Dimarahi

Namun depan hadapan polisi, amarah Amran padam oleh buliran air matanya sendiri.

Amran menangis begitu polisi menginterogasinya, dan mengingatkannya jika sang istri adalah orang yang selama bertahun-tahun dicintainya.

Kepala Kepolisian Sektor Kampar Kiri Hilir, IPTU. Irwan Fikri melalui Kepala Unit Reserse Kriminal, IPDA. David Gusmanto, mengatakan Amran menyesali perbuatannya.

Namun nasi sudah menjadi bubur dan kini anaknya menjadi piatu setelah kehilangan ibunya untuk selamanya.

"Kamu tau (korban pembunuhan) adalah orang yang kamu cintai selama bertahun-tahun. Disitulah dia menangis," kata David menirukan ucapannya saat menanyai Amran.

Febeidar Laia meninggal dengan beberapa luka tusukan di bagian perut pada Kamis (13/6/2024) lalu di perkebunan tanaman Eukaliptus di wilayah Desa Rantau kasih Kecamatan Kampar Kiri Hilir.

Amran dan Febeider terpaut usia 10 tahun. Amran lebih muda 10 tahun dari istrinya yang berusia 40.

Keduanya telah memiliki empat orang anak sejak menikah di Kabupaten Nias Provinsi Sumatera Utara pada 2011 silam.

"Anak paling besar (sulung) lahir 2013 (berusia 11 tahun). Yang paling kecil (bungsu)baru 5 tahun," ungkap IPDA. David Gusmanto.

Pemicu penikaman oleh Amran ini dipicu hal sepele. Sehari sebelum kejadian tragis ini, Amran meminta istrinya membantu sampai pekerjaan menyiram bibit Eukaliptus selesai.

Tetapi Febeider marah-marah. Amran bahkan mengaku korban sempat memukul-mukulnya sampai mereka bergulingan di tanah.

Saat emosi memuncak, Amran menarik pisau dari sweater hoodie yang dikenakannya. Lalu pisau itu ditusukkan berkali-kali sampai Febeider menemui ajalnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved