Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Siswa SMP Tewas di Padang

Dukung Kapolda Sumbar Tuntaskan Kasus Afif Maulana, Orator: Jangan Sok-sok Mengatakan ACAB

pihaknya yakin Polda Sumbar profesional dan berintegritas dalam pengungkapan kasus kematian Afif Maulana dan fenomena tawuran.

Foto: Wahyu Bahar/tribunpadang.com
Sekelompok orang yang mengatasnamakan diri Menyala Institute melakukan aksi damai mendukung Kapolda Sumbar pada Jumat (28/6/2024). 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Sekelompok masyarakat menggelar aksi mendukung Kapolda Sumatera Barat (Sumbar) pada Jumat (28/6/2024) siang menjelang sore.

Mereka mendukung Polda Sumbar dalam menuntaskan persoalan tawuran oleh sekelompok orang.

Kelompok tersebut menamai diri mereka Menyala Institute.

Mereka membawa spanduk "Aksi Damai Support Kapolda Sumbar dan Jaga Nama Baik Polri".

Di bagian bawah terdapat foto Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyono.

Selain itu terdapat sejumlah selebaran yang diantaranya bertuliskan

"Dukung Kapolda Sumbar Tuntaskan Kasus Afif Maulana",

"Dukung Polda Sumbar Wujudkan Supremasi Hukum",

"Bersama Polda Sumbar Wujudkan Kamtibmas",

"Tolak Geng Motor Perusuh di Kota Padang".

"Dukung Polda Sumbar Tangkap Begal!!",

"Wujudkan Jajaran Polda Sumbar yang Profesional",

"Penjarakan Oknum-oknum Pelaku dan yang Mempolitisasi Isu".

Baca juga: Tak Melawan Tapi Ditembak Mati, Keluarga Begal Laporkan Oknum Polisi ke Propam Mabes Polri

Baca juga: Akun IG Divisi Humas Polri Diserbu Netizen usai Posting Suvei Citra, Kasus Vina dan AM Dipertanyakan

Massa dari Menyala Institute usai berorasi dijumpai oleh Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sumbar Kombes Pol Dwi Sulistyawan.

Mereka lalu melakukan aksi pemberian bunga mawar kepada anggota kepolisian sebagai bentuk dukungan terhadap pengungkapan kasus kematian Afif Maulana dan fenomena tawuran.

Koordinator Umum Menyala Institute, Pandu Putra Utama menyebut, pihaknya yakin Polda Sumbar profesional dan berintegritas dalam pengungkapan kasus kematian Afif Maulana dan fenomena tawuran.

"Kami yakin Polda Sumatera Barat profesional dan berintegritas yang dipimpin oleh Bapak Suharyono, kami yakin Kapolda bisa mengungkap dengan baik.

Beliau tidak lari sama sekali, bahkan dengan gagah berani menemui massa aksi, menemui orang yang mempertanyakan kredibilitas beliau, dan yang mengatakan aparat itu bajingan, itu sangat luar biasa kurang ajar, tidak mencerminkan adab-adab ketimuran, jangan sok-sok mengatakan ACAB,

itu tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Kita tidak bisa terlepas dari institusi Polri untuk menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat," kata Pandu usai aksi.

Menurutnya, ada sebuah anomali yang menyedihkan bahwa ketika terjadi penyakit masyarakat yang meresahkan seperti balap liar, geng motor, tawuran, masyarakat bertanya kemana polisi.

"Tetapi ketika (polisi) sudah hadir, kenapa kita hujat, mengatakan bajingan dan segala macam, jangan merasa kita manusia yang paling suci,

jangan membuat onar, jangan memprovokasi masyarakat kita yang mungkin lagi sibuk memperbaiki perekonomiannya, berusaha lebih baik lagi, meningkatkan kredibilitasnya,

dan juga menyejahterakan hidupnya, tetapi justru di obok-obok dengan isu-isu dan adu domba yang sangat kejam sekali. Saya rasa kami sangat bersikap keras mendukung Polda Sumbar dan jajaran," kata dia.

Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Pol Dwi Sulistyawan mengapresiasi dukungan dari Menyala Institute kepada kepolisian dalam mengungkap kasus kematian Afif Maulana dan terduga pelaku tawuran lainnya.

"Saya mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan semua atas dukungannya kepada kami dan kami juga berharap rekan-rekan tetap mengawasi upaya-upaya yang sudah dilakukan Polda Sumbar terkait dengan terjadinya kasus ini," kata Dwi.

"Mewakili bapak Kapolda mengucapkan terima kasih atas dukungannya, dan mohon doanya semoga kejadian ini segera selesai,

dan kemudian tidak ada kejadian-kejadian yang berikutnya, karena apa yang sudah dilakukan dari Polda itu semuanya adalah untuk kepentingan, keamanan masyarakat Padang dan Sumbar pada umumnya," tambahnya.

Ia meminta, terkait kasus yang tengah jadi perhatian publik ini seharusnya tidak saling menyalahkan.

"Justru harusnya memberi masukan serta dukungan dan kemudian mengawasi apa yang akan kita perbuat dan apa yang akan kita lakukan," imbuh Dwi.

Menurutnya, saling menyalahkan bukanlah untuk menyelesaikan tapi justru akan membuat permasalahan itu tambah panjang.

"Sekali lagi kami mengucapkan terima kasih atas dukungan rekan-rekan, namun demikian rekan-rekan tetap mengawasi apa yang sudah kami lakukan," katanya.

Dwi menuturkan kepada massa Menyala Institute bahwa titik terang kematian Afif Maulana saat ini sudah semakin mengerucut.

Kata dia, kemarin Polda Sumbar Kompolnas, KPAI, Kementerian PPA, Ombudsman, LBH Padang sudah bertemu.

Dari hasil pertemuan, lanjutnya, sudah jelas bahwa dugaan terkuat kematian Afif Maulana adalah loncat dari jembatan. Hal itu diketahui berdasarkan saksi kunci sekaligus teman Afif yang memboncenginya pada Minggu (9/6/2024) dini hari yaitu A.

"Kami dari Polda Sumbar mana kala ada dari masyarakat yang bisa menghadirkan saksi-saksi lain silahkan melaporkan kepada kami, terkait dengan kejadian kematian almarhum Afif," ujar dia.

"Untuk kejadian kedua, yaitu adanya pelanggaran yang sudah dilakukan anggota kami, itu kejadiannya di Polsek Kuranji setelah mengamankan pelaku-pelaku yang akan tawuran, disitulah terjadi pelanggaran-pelanggaran sedikit,

terjadi pelanggaran-pelanggaran yang saat ini dari hasil pemeriksaan sudah ada 17 personel kita yang akan diproses.

Jadi Kapolda tegas akan menyelesaikan kasus ini, kemudian akan menindak anggota yang benar-benar bersalah," pungkasnya.

(TRIBUNPEKANBARU.COM)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved