HUT RI ke 79
20+ Puisi-puisi Kemerdekaan, Puisi Panjang dan Puisi Pendek yang bikin Merinding dan Menggetarkan
Berikut ini kamu sajikan kumpulan puisi kemerdekaan yang bisa dimanfaatkan untuk perlombaan dan kegiatan lain.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Berikut disajikan 20+ puisi kemerdekaan RI.
Kumpulan puisi kemerdekaan yang bisa dijadikan referensi untuk perlombaan pembacaan puisi.
Tentu saja puisi ini merupakan puisi yang penuh dengan hikmah .
Tidak hanya bacaan puisi biasa saja. Namun di dalam setiap kalimat puisi mengandung semangat merdeka.
Nah, bagi yang mau memanfaatkan puisi-puisi di bawah ini , silahkan dimanfaatkan dengan baik.
Kumpulan puisi HUT RI yang bisa pula dimanfaatkan untuk perlombaan 17 Agustus .
Berikut ini Daftarnya
- Kita adalah Pemilik Sah Republik Ini
Karya: Taufiq Ismail
Tidak ada pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus
Karena berhenti atau mundur
Berarti hancur
Apakah akan kita jual keyakinan kita
Dalam pengabdian tanpa harga
Akan maukah kita duduk satu meja
Dengan para pembunuh tahun yang lalu
Dalam setiap kalimat yang berakhiran
“Duli Tuanku?”
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus
Kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan
Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh
Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara
Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama
Dan bertanya-tanya inikah yang namanya merdeka
Kita yang tidak punya kepentingan dengan seribu slogan
Dan seribu pengeras suara yang hampa suara
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus
- Prajurit Jaga Malam
Karya: Chairil Anwar
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras, bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu…
Waktu jalan. Aku tidak
- Bangkit
Indonesia!
Negeri ini telah bangkit
Bukan karena pejabat
Bukan pula karena seorang ahli syahadat
Indonesia!
Telah merdeka
Merdeka karena seorang rakyat
Yang memiliki sejuta semangat
- Pejuang Kemerdekaan - Rahmy Ardhy
Merah darahmu menggelora
Semangat juangmu membara
Tak pernah padam
Meski harus berkorban nyawa
Meski harus menderita
Kau telah memperjuangkan
Kemerdekaan Indonesia
Dengan perkasa
Dengan susah payah
Tanpa keluh kesah
Tak akan kami sia-siakan hasil
Perjuanganmu
Akan kami isi dengan membangun negeri
Agar Indonesia semakin mandiri.
- Dirgahayu Negeriku - Joeti
Kami mencintaimu
Dengan ribuan gugusan
Pulau-pulaunya
Kami mencintaimu
Dengan jutaan
Keanekaragaman budayanya
Lahir di tanah ibu pertiwi
Dan akan tetap menjaga
Keindahan negeri
Hingga tulang belulang
Kami menyatu dengan
Tanah negeri ini
- Hari Itu, Bangsaku Bahagia - Asty Kusumadewi
Indonesia adalah negara kaya
Negara penuh budaya
Negara yang selalu jaya
Di setiap generasinya
Namun, ada kisah nyata di balik itu semua
Penjajahan di mana-mana
Perjuangan melawan penjajah durjana
Dengan semangat juang 45
Pertumpahan darah di tanah air
Saksi bisu perjuangan bangsa
Dengan satu keinginannya
Tekad kuat untuk merdeka!
Merdeka, merdeka, merdeka!
Hari itu bangsaku bahagia
17 Agustus 1945
Indonesia merdeka dari segala sengsara dan lara
- Satu Kata Merdeka - Ikbal Alimuddin
Kita semua adalah pejuang
Pejuang buat diri kita sendiri
Memperjuangkan masa depan
Layaknya para pahlawan kemerdekaan
Perjuangan memang tak semudah membalikkan telapak tangan
Karena di balik perjuangan ada kemerdekaan yang menanti untuk diraih
Inilah yang juga dilakukan oleh para pahlawan
Mereka memperjuangkan kemerdekaan dengan bercucuran keringat
Bertumpah darah
Mengerahkan seluruh jiwa dan raganya
Demi satu kata
"Merdeka"
Semangat perjuangan para pahlawan
Juga tertanam kuat di diri kita semua
Dalam meraih impian
Tidak semudah membalik telapak tangan
Butuh diterpa
Sampai titik darah penghabisan
Butuh berjuang
Demi satu kata
"Merdeka"
- Gugur - W S Rendra
Ia merangkak di atas bumi yang dicintainya
Tiada kuasa lagi menegak
Telah ia lepaskan dengan gemilang pelor terakhir dari bedilnya
Ke dada musuh yang merebut kotanya
Ia merangkak di atas bumi yang dicintainya
Ia sudah tua luka-luka di badannya
Bagai harimau tua susah payah maut menjeratnya
Matanya bagai saga menatap musuh pergi dari kotanya
Sesudah pertempuran yang gemilang itu lima pemuda mengangkatnya di antaranya anaknya
Ia menolak dan tetap merangkak menuju kota kesayangannya
Ia merangkak di atas bumi yang dicintainya
Belum lagi selusin tindak maut pun menghadangnya
Ketika anaknya memegang tangannya, ia berkata:
Yang berasal dari tanah
kembali rebah pada tanah.
Dan aku pun berasal dari tanah tanah Ambarawa yang kucinta
Kita bukanlah anak jadah Kerna kita punya bumi kecintaan.
Bumi yang menyusui kita dengan mata airnya.
Bumi kita adalah tempat pautan yang sah.
Bumi kita adalah kehormatan.
Bumi kita adalah juwa dari jiwa.
Ia adalah bumi nenek moyang.
Ia adalah bumi waris yang sekarang.
Ia adalah bumi waris yang akan datang.
Hari pun berangkat malam
Bumi berpeluh dan terbakar
Kerna api menyala di kota Ambarawa
Orang tua itu kembali berkata:
Lihatlah, hari telah fajar!
Wahai bumi yang indah,
kita akan berpelukan buat selama-lamanya!
Nanti sekali waktu seorang cucuku akan menancapkan bajak di bumi tempatku berkubur kemudian akan ditanamnya benih dan tumbuh dengan subur
Maka ia pun berkata:
"Alangkah gemburnya tanah di sini!"
Hari pun lengkap malam
ketika menutup matanya"
- Kita Adalah Pemilik Sah Negeri Ini - Taufik Ismail
Tidak ada pilihan lain
Kita harus berjalan terus
Karena berhenti atau mundur
Berarti hancur
Apakah akan kita jual keyakinan kita
Dalam pengabdian tanpa harga
Akan maukah kita duduk satu meja
Dengan para pembunuh tahun yang lalu
Dalam setiap kalimat yang berakhiran
"Duli Tuanku ?"
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus berjalan terus
Kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan
Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh
Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara
Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama
Dan bertanya-tanya, inikah yang namanya merdeka
Kita yang tidak punya kepentingan dengan seribu slogan
Dan seribu pengeras suara yang hampa suara
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus berjalan terus
- Menatap Merah Putih - Sapardi Djoko Darmono
Menatap merah putih
Melambai dan menari-nari di angkasa
Kibarannya telah banyak menelan korban nyawa dan harta benda
Berkibarnya merah putih
Yang menjulang tinggi di angkasa
Selalu teriring senandung lagu Indonesia Raya
Dan tetesan air mata
Dulu, ketika masa perjuangan pergerakan kemerdekaan
Untuk mengibarkan merah putih harus diawali dengan pertumpahan darah
Pejuang yang tak pernah merasa lelah untuk berteriak : Merdeka!
Menatap merah putih
Adalah perlawanan melawan angkara murka
Membinasakan penindas dari negeri tercinta Indonesia
Menatap merah putih
Adalah bergolaknya darah demi membela kebenaran dan azasi manusia
Menumpas segala penjajahan di atas bumi pertiwi
Menatap merah putih
Adalah kebebasan yang musti dijaga dan dibela
Kibarannya di angkasa raya
Berkibarlah terus merah putihku dalam kemenangan dan kedamaian
- Terima Kasih Pahlawan
Karena jasamu kita merdeka
Hidup di ujung barat hingga timur
Tanpa takut dan gugup yang membara
Kau rela mati demi kami
Kau rela miskin demi kami
Kau rela menderita demi kami
Untuk kami kau rela hancur
Berkatmu Indonesia bisa merdeka
Mengepak sayap melesat langit
Berkatmu Indonesia bisa jaya
Menembus zaman hingga canggih
Tak terbayang jika keberanian itu tak tumbuh di hati kalian
Tak terbayang jika kesabaran itu takmenyertai derita kalian
Tak terbayang jika semangat itu tak membakar bara kalian
Kami anak muda kami bangsa Indonesia
Berterima kasih untuk jasa jasamu para pahlawan
Karena perjuangan yang luar biasa kalian
Indonesia bisa menikmati udara kemerdekaan.
- Bela Negara - Dilla Hardina Agustiani
Kobar semangat terus membara
Menyulut asa tuk bela negara
Berkorban jiwa serta raga
Usir penjajah dari tanah air kita
Ratusan nyawa pahlawan telah melayang
Mereka dengan gagah berani berperang
Menebas ketidakadilan walau penuh rintang
Agar tak ada lagi rakyat yang terkekang
17 Agustus kita telah merdeka
Perjuangan para pahlawan tak sia-sia
Terluka parah bahkan hilang nyawa pun rela
Demi melihat generasinya hidup damai sentosa
- Perjuangan Panjang
Malam-malam penuh pertarungan
Kemana siang kami, tak kembali
Malam menjadi semakin pekat, dan semakin keruh permasalahannya
Diskusi yang tidak kunjung berakhir
Penat, lelah, kami terus beradu mulut
Memaki, tanpa ada benci dalam hati
Hanya untuk satu kata sepakat yang begitu alot
Untuk kalimat yang tertahan
Kesepakatan yang tidak kunjung usai
Untuk tanah air yang kian lelah akan penjajah
Merdeka adalah harga mati yang harus segera di bayar sah
- Pahlawanku - Reza Hidayat
Pahlawanku .....
Bagaimana aku bisa membalas jasa-jasamu
Yang telah kau berikan untuk bumi pertiwi
Haruskah aku turun ke medan perang
Haruskah aku mandi berlumuran darah
Haruskah aku tertembak peluru penjajah
Aku tak tahu cara untuk membalas jasamu
Engkau relakan nyawamu
Demi suatu kemerdekaan yang mungkin
Tak bisa kau raih dengan tanganmu sendiri
Pahlawanku ..... engkaulah bunga bangsa
- Pengorbanan- Siti Halimah
Mengucur deras keringat
Membasahi tubuh yang terikat
Membawa angan jauh entah kemana
Bagaikan pungguk merindukan bulan
Jiwa ini terpuruk dalam kesedihan
Pagi yang menjadi malam
Bulan yang menjadi tahun
Sekian lama telah menanti
Dirinya tak jua lepas
Andai aku sang Ksatria
Aku pasti menyelamatkanya
Namun semua hanya mimpi
Dirinyalah yang harus berusaha
Untuk membawa pergi dari kegelapan abadi
- Tanah Tumpah Darahku
Aku tak ingin melihat bangsaku
Kalah tersungungkur oleh waktu
Aktu tak ingin melihat bangsaku
Jatuh tenggelam ke dalam kehancuran
Dengan tekad setinggi langit
Untuk tanah ini aku rela berkorban
Disaat percaya diriku menyusut
Disaat itulah semangatku semakin berkobar
Selama mentari masih menyinari dunia
Aku takkan berhenti sedetik pun
Menyelamatkan melindungi dan mempertahankan
Walaupun hingga aku menyatu dengan tanah negeriku
Bersatulah wahai penerus bangsa
Bulatkan tekadmu dan tegarlah bagai batu karang
Keraskan segala usahamu serta keraskan pula suaramu
Karena setiap usaha yang keras takkan mengkhianati
Harapanku akan selalu mengiringi
Untuk tanah negeri ini setiap hari
Aku tidak ingin lagi
Melihat ibu pertiwi tersiksa hati
- Indonesiaku - Gufron Nawawi
Indonesiaku
Hari ini ulang tahunmu
Aku sangat bersukacita
Aku sangat gembira
Aku tak peduli tentang keadaanmu saat ini
Aku tak peduli tentang kesedihanmu hari ini
Aku tak peduli tentang korupsi para pejabat, narkotika, dan sebagainya
Aku tak peduli tentang apapun yang terjadi padamu
Bukan karena aku tak sayang
Tapi aku hanya ingin merayakan hari ini bersamamu
Hari yang sakral
17 Agustus 1945
Kau merdeka!
- Hari Kemenangan Indonesia- Ade Yulfani
Bukan begini negeriku dulu
Semua penuh darah, asap dan debu
Senapan mengeluarkan peluru
Dengan suara yang bergemuruh
Kini negara aman terjaga dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika
Berdiri dengan kokoh berlandaskan Pancasila
Terangkai dalam Undang-Undang Dasar Negara tahun 1945
Bebas tanpa terikat dengan Hak Asasi Manusia
Pada 17 Agustus 1945 benderaku tersenyum indah di cakrawala
Lewat perjuangan para pahlawan yang mengorbankan kata semangat juang penuh perkasa
Kini aku bangga menjadi anak Indonesia
Di hari ini adalah hari ulang tahun Indonesia merdeka
Kucoba mengingat ulang pelajaran tentang HUT RI yang tercinta
Karena cita-cita harus dilanjutkan oleh generasi muda bangsa
Bendera merah putih berkibar di bumi pertiwi yang merdeka
Tiada kata indah selain doa syukur atas nikmat dari yang Maha Esa
Kemenangan sejati kini semua rasakan indahnya
Indonesia merdeka jaya selamanya
- Sang Ksatria
Wahai sang ksatria
Ini bukanlah tentang Agustus
Tak jua tentang November
Ini adalah tentang kobar semangatmu yang membara
Hening doa kami panjatkan
Hanya untukmu pahlawanku
- Telah Merdeka
Merdeka!
Indonesiaku kini telah merdeka
Jantung berdebar tak menentu
Semua perasaan menjadi satu
Tangis dan bahagia telah beradu
Beradu dan saling menyatu
Kini hanya sebuah kalimat yang mampu terucap
Terimakasih para pejuangku
- Semangat
Semangat ini
Semangat yang tumbuh dengan peluh
Keringat mengalir membasahi tubuh
Kini mengikis setiap inci takdir
Dentuman yang menghiasi telinga
Darah yang menetes
Semua telah dihiraukan
Hanya demi melihat negeri ini tak hancur. (*)
| Dewan Apresiasi Masyarakat Merah Putihkan Kota Pekanbaru di Hari Kemerdekaan RI Tahun Ini |
|
|---|
| Living World Terima Penghargaan dari Pemko Pekanbaru saat HUT ke 79 RI |
|
|---|
| Ultah di Hari Kemerdekaan Indonesia, Misya dan Alif dapat Kado Istimewa dari Bupati Siak |
|
|---|
| 80 Napi Kasus Korupsi di Riau dapat Remisi HUT ke-79 RI, 134 Orang Langsung Bebas |
|
|---|
| 200 Pemotor Ikuti Kampanye 'Safety Riding' sebelum Upacara Penurunan Bendera di Rokan Hulu Riau |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/Puisi-HUT-RI-panjang-dan-pendek.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.