Pilgub Riau
Dua Pasangan Bakal Calon Sudah Kantongi Dukungan Partai, Kemana arah PDIP Riau di Pilgub Riau 2024
Gabungan antara PDIP dengan salah satu dari PKB atau Nasdem dapat membentuk poros baru.
Penulis: Dodi Vladimir | Editor: M Iqbal
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Menjelang Pilkada Gubernur Riau 2024, ketegangan politik semakin memanas seiring dengan ketidakpastian mengenai calon gubernur.
Hingga saat ini, terdapat dua pasangan calon yang telah mengantongi dukungan partai politik, yakni Muhammad Nasir-Muhammad Wardan dan Syamsuar-Mawardi.
Dan masih ada tiga partai lagi yang akan menentukan apakah Pilgubri 2024 akan diikuti oleh dua pasangan calon atau lebih, yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Nasional Demokrat.
Gabungan ketiga partai, atau gabungan antara PDIP dengan salah satu dari PKB atau Nasdem dapat membentuk poros baru.
Pengamat politik dari Universitas Lancang Kuning Pekanbaru, Alexander Yandra mengatakan, peluang untuk tiga pasangan sangat mungkin terjadi. Apalagi ia melihat masih ada nama-nama yang kuat untuk menjadi calon gubernur.
"Saya rasa Pak Edy Natar memiliki peluang cukup besar untuk mendapatkan kursi PDIP," kata Alex, Senin (5/8/2024).
Menurutnya, Edy Natar, mantan Gubernur Riau, lebih dekat dengan PDIP dibandingkan Abdul Wahid dari PKB.
"Edy Natar adalah sosok pemimpin yang tegas. Profilnya saya rasa sesuai dengan PDIP. Ia punya pengalaman," ujarnya.
Alex menambahkan, Wahid dikabarkan akan berpasangan dengan Penjabat Gubernur Riau saat ini SF Hariyanto, walaupun Sekdaprov Riau ini belum membuat pernyataan terbuka. Jadi akan ada benturan nantinya karena istri SF Hariyanto adalah anggota DPRD Riau terpilih dari PKB.
"PDIP akan memerhatikan proses pencalonan dan irisan tegas kepartaian. Artinya, kalau SF diusung oleh PDIP, berarti antara SF dan istrinya berada di dua partai berbeda dan jelas ini bertentangan deng AD/ART PDIP yang sangat konsisten dalam menjalankan aturan kepartaian. Kasus seperti ini pernah terjadi beberapa waktu lalu terhadap Ismail Murod Gubernur Maluku yang akhirnya dipecat dari PDIP dikarenakan istrinya berbeda partai demgannya," terang Alex.
Alex menambahkan, jika Wahid-SF Hariyanto, PDIP kehilangan kesempatan mendudukkan kader. Jika SF Hariyanto-Wahid, posisi SF yang berbeda partai dengan istrinya akan menjadi sandungan aturan partai.
Selain itu Alex juga memandang peta politik masih cair hingga pendaftaran pasangan calon. Artinya, banyak hal bisa terjadi dan berubah, termasuk dukungan partai politik.
Sebelumnya, Sekretaris DPD PDIP Riau Kaderismanto mengatakan partainya masih dilakukan komunikasi untuk pembahasan poros baru di Pilgub Riau.
Sementara, dalam Rapat Koordinasi Pemenangan Pilkada PDIP di Hotel Arya Duta, Pekanbaru, Minggu (4/8/2024), Sekjend DPP PDIP Hasto Kristiyanto yang sudah diagendakan membuka acara justru tidak hadir meskipun yang bersangkutan sudah tiba di Pekanbaru. Hasto diwakili membuka acara oleh pengurus DPP PDIP Dedy Sitorus.
Dalam sambutannya Dedy Sitorus mengatakan untuk Riau, calon Gubernurnya harus kader atau mereka yang dikaderkan PDIP.
Cawagub Riau Nomor Urut 1 SF Hariyanto Nyoblos di TPS 4, Begini Persiapannya Jelang Pencoblosan |
![]() |
---|
Jelang Pencoblosan, Rumah Cagub Riau Ini Tampak Sepi |
![]() |
---|
264 TPS di Lokasi Bencana, Inilah TPS Rawan di Pilgub Riau Berdasarkan Pemetaan Bawaslu |
![]() |
---|
Efek UAS, Satukan Dua Kandidat Pilkada di Riau Dalam Satu Panggung Kampanye |
![]() |
---|
Kubu Paslon Nawaitu Sebut Calon Mereka Paling Tenang Saat Debat Pilgub Riau |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.