Kasus Malaria di Inhil
Tembus 40 Kasus, Besok Pemkab Inhil Tetapkan Status KLB Malaria
Pemkab Inhil dijadwalkan akan melakukan rapat gabungan untuk menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit malaria
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: M Iqbal
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Inhil dijadwalkan akan melakukan rapat gabungan untuk menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit malaria pada Rabu (2/10/2024) besok.
Penetapan status KLB ini dilakukan menyusul tingginya angka kasus malaria di Inhil.
"Penetapan status KLB ini adalah upaya kita untuk menanggulangi penyakit malaria yang sedang mewabah di Inhil," kata Musfardi Rustam, penanggung jawab Malaria, Dinas Kesehatan Riau, Selasa (01/10/2024).
Musfardi menjelaskan hingga Selasa (01/10/2024), jumlah kasus malaria di Inhil mencapai 40 kasus. Kasus malaria di Inhil paling banyak ditemukan di Desa Kuala Selat, Kecamatan Kateman.
Baca juga: Kasus Malaria di Inhil Melonjak Tajam, Puskesmas Lakukan Skrining Mencegah Penularan
Baca juga: Jumlah Kasus Malaria Meningkat Capai 1.737, Dinkes Rohil Mengaku Sudah Lakukan Upaya
"Kita sudah memberikan rekomendasi kepada pihak terkait di desa itu agar mengaktifkan kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan dan genangan air yang menjadi sarang nyamuk," ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga sudah melakukan upaya pencegahan primer, mulai dari menganalisis data, mensosialisasikan kepada masyarakat tentang pencegahan dan pengobatan malaria dan membantu pasokan logistik bersama Kemenkes dan dinas kesehatan kabupaten Inhil. Kemudian melakukan pengobatan secara masif kepada masyarakat.
"Yang paling penting adalah meningkatkan koordinasi dengan stakeholder terkait. Alhamdulilah Pak Pj bupati, PPK, kemudian dari dinas kesehatan kabupaten sampai ke Puskesmas dan bidan-bidan semua siap siaga dalam penanggulangan kasus malaria ini," katanya.
Sementara Kasi Pencegahan Penyakit Menular (P2M) Dinkes Riau, Syarifah Dewi Handayani mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di wilayah yang tinggi kasus malarianya agar memperhatikan kebersihan lingkungan.
"Sebab penyakit malaria ini disebabkan oleh gigitan nyamuk Anopheles," kata Syarifah.
Guna mencegah penyebaran kasus malaria, warga diminta untuk membersihkan tempat bersarangnya nyamuk Anopheles.
Nyamuk ini paling senang bersarang dan berkembang biak di genangan air yang kotor dan lembab. Sehingga pola hidup bersih dan sehat sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya penyakit ini.
"Selain itu warga yang ingin keluar rumah juga kami imbau untuk selalu menggunakan obat anti nyamuk yang oles," ujarnya.
Pihaknya juga mengimbau agar masyarakat agar menghindari keluar rumah malam hari, khusus bagi warga yang tinggal di daerah yang tinggi kasus malaria.
"Karena nyamuk ini biasanya mengigitnya mulai senja sampai malam hari, jadi sedapat mungkin hindari keluar rumah senja dan malam hari, kalau bisa di rumah tidurnya pakai kelambu, bisa juga pakai obat nyamuk," katanya.
Sebagai informasi, selain di Inhil kasus malaria juga banyak di temukan di Kabupaten Rohil. Bahkan setiap tahun terjadi peningkatan kasus. Sepanjang 2024 ini jumlah kasus malaria di Rohil mencapai 1.737.
Kasus malaria di Rohil paling banyak ditemukan di Kelurahan Panipahan dan Kecamatan Pasir Limau Kapas.
(Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgiono)
Peningkatan Kasus Malaria di Inhil, Dompet Dhuafa Riau Lakukan Penanggulangan di Desa Terdampak |
![]() |
---|
Kumpulkan Sampel Darah, Petugas Datangi Rumah Warga di Desa Kuala Selat Soal Kasus Malaria di Inhil |
![]() |
---|
Petugas Temukan Kasus Baru Malaria di Inhil, Total Ada 172 Kasus |
![]() |
---|
Diskes Riau Klaim Tren Kasus Malaria di Inhil Menurun, Tercatat 152 kasus |
![]() |
---|
Tak Ada Lagi Kasus Baru, Upaya Pencegahan Malaria di Inhil Berhasil |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.