Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Debat Pilkada Kampar

Soal Potensi Politik Uang di Pilkada Kampar, Begini Tanggapan Masing-masing Pasangan Calon

Politik uang menjadi salah satu pembahasan seru di Debat Publik Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Kampar

Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Sesri
Tribunpekanbaru.com/Fernando Sihombing
Empat Paslon Bupati dan Wabup Kampar mengikuti Debat Publik Sabtu (2/11/2024) 

TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Politik uang (money politic) menjadi salah satu pembahasan seru di Debat Publik Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Kampar, Sabtu (2/11/2024) malam.

Hal ini dicuatkan oleh Calon Bupati nomor urut 1, Repol di segmen tanya jawab antar paslon. Ia mengawali pertanyaannya dengan kilas balik Pemilihan Legislatif (Pileg) lalu.

"Di Pileg, banyak caleg yang mengumpulkan KTP, KK. Lalu setelah dikumpulkan, kasih uang," ungkap pasangan Rahmad Jevary Juniardo ini.

Ia menanyakan tanggapan tiga paslon lain, jika hal itu terjadi di Pilkada Kampar. Ia juga menanyakan komitmen bersama untuk menciptakan Pilkada tanpa politik uang.

Paslon nomor urut 2, Yusri-Rinto Pramono mendapat giliran pertama untuk menjawabnya.

Ia menyatakan pihaknya akan melaksanakan Pilkada yang jujur, sopan, santun, tanpa hal-hal yang tidak diinginkan.

Menurut dia, Kampar sudah 74 tahun. Maka Kampar membutuhkan pemimpin yang benar-benar dicintai oleh rakyatnya. 

"Kita butuh Pilkada bersih hari ini. Tidak ada hal yang bisa dilakukan. Maka kami berharap, jika Pilkada ini dilakukan dengan bersih, akan mendapat pimpinan yang bersih 5, 10 tahun yang akan datang," tandasnya.

Baca juga: Mobil Dinas Milik Pemkab Kampar Kecelakaan, Kabarnya Menabrak Truk

Baca juga: Debat Publik Paslon di Kampar Sampai Bahas Maraknya Nikah Siri yang Bubar, Ini Pendapat Mereka

Ia menyatakan, Pilkada harus dipisahkan dengan Pileg. Ia menegaskan, Pilkada mencari pemimpin Kampar, bukan Pileg.

Oleh karenanya, kedewasaan masyarakat dituntut agar Pilkada berjalan dengan bersih.

Giliran berikutnya diberikan kepada paslon nomor urut 3, Ahmad Yuzar-Misharti.

Cabup Yuzar menyatakan, pemimpin harus didapatkan dari Pilkada yang bersih, jujur, dan transparan.

Menurut dia, masyarakat harus diedukasi dalam berpolitik. Ia yakin, rekam jejak, pengalaman, latar belakang, dan program mereka sudah cukup untuk memilih mereka menjadi pemimpin.

Lalu Misharti menambahkan, karakter dan budi pekerti harus dijunjung tinggi.

"Maka kami menolak politik uang," tandasnya.

Tibalah giliran paslon nomor urut 4, Yuyun Hidayat-Edwin Pratama Putra.

Menurut Yuyun, pertanyaan tersebut sebenarnya untuk semua.

Menurut dia, soal pendataan merupakan bagian dari strategi.

"Ada pendataan, ada yang mendata, dan segala macam. Sebetulnya kita sudah lihat sendiri. Semua sudah tau bagaimana di lapangan sekarang ini," ujarnya.

Ia mengatakan, tujuan pendataan itu perlu diketahui.

"Ada yang mendata karena apa dulu. Ditanya dulu. Husnudzon aja kita dulu. Jangan berpikir jauh-jauh dulu," katanya.

Lalu Edwin menyambung. Ia mengatakan, proses demokrasi jangan lagi mundur ke belakang.

Ia menyatakan Bawaslu akan bekerja semaksimal mungkin. Begitu juga dengan Gakkumdu.

"Kami Yuyun dan Edwin juga berkomitmen yang sama. Pilkada ini berjalan bersih," katanya.

Setelah itu, moderator mengembalikan ke Repol-Ardo untuk menanggapi tanggapan tiga paslon lain. Ia bersyukur.

"Alhamdulillah. Malam ini kita cukup lega. Karena semua berkomitmen, tidak ada money politik," katanya. 

Menurut dia, pertanyaan tersebut dimunculkannya setelah melihat kondisi di lapangan.

Ia mengungkap pengumpulan KTP dan KK sudah luar biasa. Bahkan ia mengklaim ada video yang beredar.

"Ada videonya beredar. Mau dibayar 150-200 ribu. Banyak videonya, bapak/ibu," katanya. Tetapi jika sama-sama berkomitmen, akan tercapai Pilkada damai dan berintegritas.

Ia menyatakan, sogok menyogok itu dosa. Baik yang memberi maupun yang menerima, masuk neraka. 

"Yang ngumpul-ngumpul KTP, hentikan. Yang siap-siap uangnya mau disebar, hentikan. Mulai malam ini, sama-sama komitmen," katanya.

Lalu Yusri mengajak semua penyelenggara Pilkada untuk menjaga integritas. Sehingga Kampar mendapat pemimpin yang bersih.

Yuzar menyatakan masyarakat sudah cerdas. Menurut dia, masyarakat tahu rekam jejak semua paslon. 

"Di zaman siapa, terjadi apa. Jangan dibilang disini, menyerang pribadi jadinya. Saya yakin masyarakat sudah sangat pandai menilai, sangat pandai melihat," tandasnya.

Terakhir, Edwin memberi kesimpulan jika masalah ini perlu disikapi dengan fokus dab serius. Maka ia mengingatkan pengawasan.

"Tanpa adanya pengawasan, kita juga kadang-kadang lengah. Sudahlah. Negeri ini perlu dibangun dengan cara yang baik," ujarnya. 

Berdasarkan pantauan Tribunpekanbaru.com terhadap pernyataan lengkap tiap paslon, tak ada satupun yang menjamin dan memastikan dirinya tidak akan melakukan politik uang. 

Mereka hanya sebatas menyampaikan harapan agar Pilkada berjalan dengan bersih.

( Tribunpekanbaru,com / Fernando Sihombing)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved