Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Siswa SMK Ditembak Polisi

Perkara Dipepet, Emosi Aipda Robig Memuncak: Lepas 4 Tembakan, Siswa SMK Pun Jadi Korban

Dalam kasus ini, terduga Aipda Robig Zaenudin melanggar Perkap Nomor 1 Tahun 2009 tentang penggunaan senjata api. 

ist
Aipda Robig Zaenudin Tembak Pelajar, Sampai 4 Kali Letuskan Senjata Api 

"Di sekolah, mereka anak-anak baik, giat latihan Paskibraka, dan tidak pernah ada masalah akademis maupun pelanggaran," ujar Agus, dikutip dari TribunJateng.com.

Keluarga Gamma Diminta Ikhlas

Seorang anggota keluarga korban Gamma yang enggan disebut namanya, mengaku mendapatkan intervensi dari pihak kepolisian.

Mengutip TribunJateng.com, mereka didatangi polisi untuk membuat surat pernyataan dan rekaman video pada Senin (25/11/2024) malam.

Pernyataan tersebut diminta polisi melalui wartawan. Pihak keluarga diminta untuk mengikhlaskan kejadian yang menimpa GRO.

"Kalau dari Kapolrestabesnya datang bareng wartawan. Jadi istilahnya kita diminta supaya bikin tanda tangan pernyataan supaya tidak tersebar atau berkembang ke mana-mana, maka kita disuruh mengikhlaskan," ujar perwakilan keluarga.

Pihak keluarga pun menolak permintaan tersebut karena pernyataan Kapolrestabes Semarang berbeda dengan kejadian sebenarnya.

Alasan polisi meminta keluarga untuk membuat pernyataan adalah agar kasus selesai dan tidak berkembang ke mana-mana.

"Kami tentu tegas menolak diambil pernyataan tersebut dalam bentuk video. Yang minta, satu wartawan itu mewakili dari orang Polrestabes," bebernya.

Saat dikonfirmasi, Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar enggan berkomentar dan meminta untuk menghubungi Kabid Humas Polda Jateng Kombes Artanto. "Silakan ke Kabid Humas ya," ujarnya.

Keluarga Gamma saat ini masih terus berupaya menyelidiki misteri penembakan tersebut. Keluarga menyakini dua saksi kunci kejadian penembakan ikut mengalami intervensi.

Keyakinan ini bermula ketika keluarga Gamma hendak melakukan konfirmasi tentang kejadian yang sebenarnya ke dua korban penembakan lainnya, masing-masing AD  (17) dan SA (16) yang alami luka tembak di tangan dan dada. 

"Iya, kami sampai sekarang tidak bisa bertemu dengan dua korban lainnya," kata keluarga GRO, Minggu (1/12/2024).

Keluarga korban ini menyebut, telah mendatangi rumah koban SA berulang kali tetapi tidak berhasil bertemu.

Ketika mendatangi rumah SA, dia menjumpai dua orang yang mengaku aparat dari Komando Distrik Militer (Kodim) setempat, Senin (25/11/2024) sore. 

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved