Hasil Pilgub Riau 2024
Isu Jembatan Bengkalis hingga Peran Buzzer Paslon Lain Kerek Suara Wahid-SF Hariyanto di Pilgub Riau
Pengamat politik Universitas Riau, Tito Handoko, menilai keberhasilan Abdul Wahid - SF Hariyanto di Pilgub Riau disebabkan beberapa faktor
Penulis: Alex | Editor: FebriHendra
TRIBUNPEKANBARU.COM – Pasangan Abdul Wahid - SF Haryanto berhasil memenangkan Pilgub Riau 2024 dengan perolehan suara tertinggi sebesar 1.224.193 suara.
Wahid - SF Hariyanto mengungguli dua pasangan lain di Pilgub Riau 2024, M. Nasir - Muhammad Wardan (877.511 suara) dan pasangan petahana Syamsuar - Mawardi M Saleh (661.297 suara).
Pengamat politik dari Universitas Riau, Dr Tito Handoko, MSi mengatakan, keberhasilan pasangan ini tidak lepas dari beberapa faktor strategis, termasuk kegagalan lawan dalam mengelola isu, kontroversi internal, dan pengaruh akun buzzer yang menciptakan impresi negatif.
Baca juga: Paslon Nasir-Wardan Terima Hasil Pilgub Riau 2024, Tidak Lakukan Gugatan ke MK
Baca juga: Mantan Ketua KPU Riau Ilham M Yasir: 7 Paslon Ajukan Gugatan ke MK, Pilkada Siak Berpeluang Diproses
Ia juga mengungkapkan, pasangan petahana Syamsuar - Mawardi M Saleh kehilangan momentum akibat kurangnya inovasi isu yang diangkat ke publik.
"Tidak ada isu baru yang menarik perhatian masyarakat. Ini membuat elektabilitas mereka stagnan bahkan menurun," kata Tito kepada tribunpekanbaru.com, Rabu (11/12/2024).
Salah satu faktor utama yang dinilai berpengaruh adalah perdebatan soal Jembatan Bengkalis yang melibatkan Ketua Tim Pemenangan Syamsuar, Ustaz Syahrul Aidi dan pendukung pasangan Wahid-SF Hariyanto, Ustaz Abdul Somad.
Menurut Tito, kontroversi ini menciptakan antipati dari pemilih di Kabupaten Bengkalis dan Pulau Bengkalis secara umum.
"Ketidakhadiran proyek ini dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) menjadi boomerang bagi pasangan Syamsuar-Mawardi," tambahnya.
Selain itu, kegagalan pasangan petahana dalam mengelola isu pembangunan di wilayah pesisir juga turut berkontribusi. Tito menyebut bahwa di daerah pesisir, suara pasangan ini justru anjlok.
"Syamsuar-Mawardi hanya unggul di Siak, yang memang sudah menjadi basis suara mereka sejak awal," jelas Tito.
Di wilayah daratan Riau, isu infrastruktur yang belum tuntas menjadi alasan utama pasangan petahana kehilangan dukungan.
Tito menyebut bahwa ketidakpuasan masyarakat terhadap pembangunan jalan dan fasilitas publik menjadi titik lemah yang tidak berhasil ditutupi oleh tim pemenangan Syamsuar-Mawardi.
Peran buzzer juga disebut-sebut menjadi salah satu faktor signifikan. Tito mengungkapkan bahwa akun buzzer yang seharusnya mendukung pasangan petahana malah menciptakan persepsi negatif di kalangan masyarakat.
Tito menjelaskan bahwa ada dua motif buzzer, yaitu komersial dan sukarela. Meski tim pemenangan Syamsuar-Mawardi memiliki banyak buzzer, strategi yang digunakan justru memperburuk citra pasangan tersebut di media sosial.
"Impresi negatif dari netizen terhadap akun-akun buzzer ini berdampak langsung pada elektabilitas pasangan petahana," jelas Tito.
Soal Program 100 Hari Gubernur Riau Terpilih Gratiskan Seragam Sekolah, Begini Kata Disdik |
![]() |
---|
Gubernur Riau Terpilih Sudah Konsultasi dengan Pimpinan DPRD Sebelum Paripurna Pengumuman |
![]() |
---|
Fraksi Gerindra Pertanyakan Ketidakhadiran Abdul Wahid dan SF Hariyanto Saat Pengumuman DPRD Riau |
![]() |
---|
Ketua Fraksi PKB DPRD Riau Siap Kawal Pelantikan Abdul Wahid - SF Hariyanto |
![]() |
---|
DPRD Riau Resmi Umumkan Abdul Wahid-SF Hariyanto Gubernur dan Wakil Gubernur Riau Terpilih |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.