Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Viral

Uang Palsu di Makassar: Rektor UIN Alauiddin Makassar Marah dan Malu, 'Reputasi Hancur Sekejap Mata'

Rektor UIN Alauiddin Makassar Hamdan Juhannis marah dan malu atas perbuatan Andi Ibrahim yang merusak reputasi Kampus

Editor: Budi Rahmat
tangkap layar / Tribun Timur
Syok, otak pelaku produksi dan peredaran uang palsu di UIN adalah doktor 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Reputasi Universitas Islam Negeri ( UIN ) Alauddin Makassar hancur sekejap mata oleh ulah Kepala Perpustakaan Andi Ibrahim.

Dosen yang sudah bergelar Doktor tersebut diketahui sebagai otak produksi uang palsu dan juga peredaran uang palsu.

Ulahnya itu membuat publik Indonesia syok. Apalagi ditemukan mesin cetak pembuatan uang palsu di perpustakaan. Tentu saja makin menjadikan kampus UIN Alauddin kina tersorot.

Baca juga: GAWAT, Persekongkolan Doktor dan Pegawai Bank BUMN bikin Miliaran Uang Palsu Beredar di Makassar

Terkait dengan kondisi tersebut , Rektor UIN Alauddin Makassar, Hamdan Juhannis mengaku marah dan malu atas terlibatnya pejabat kampus tersebut.

Apalagi, produksi uang palsu itu dilakukan di Perpustakaan Syekh Yusuf, Kampus II UIN Alauddin Makassar.

Hamdan mengatakan, kelakuan Andi Ibrahim tersebut dapat merusak citra kampus yang selama ini sudah dibangun dengan baik.

"Selaku pimpinan tertinggi UIN Alauddin saya marah, saya malu, saya tertampar," ujar Prof Hamdan saat jumpa pers sindikat uang palsu di Polres Gowa, Jl Syamsuddin Tunru, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (19/12/2024), dikutip dari TribunMakassar.com.

"Setengah mati kami membangun kampus, membangun reputasi bersama pimpinan ini hadir semua Warek 1, Warek 2, Warek 3, kepala biro, dengan sekejap dihancurkan," lanjutnya.

Lantas, bagaimana nasib Andi Ibrahim sekarang?

Atas perbuatan yang sudah dilakukan oleh Andi Ibrahim itu, Hamdan dengan tegas mengatakan sudah memberhentikan tidak hormat atau memecat anak buahnya tersebut.

"Oknum yang terlibat di kampus, kami langsung kami berhentikan dengan tidak hormat," ujarnya.

Sebelumnya, orang nomor satu di kampus negeri almamater hijau ini datang ke Polres Gowa menumpangi mobil Alphard berplat merah DD 12.

Baca juga: MIRIS, Sosok Doktor Otak Pelaku Dibalik Produksi dan Peredaran Uang Palsu di UIN Makassar

Di depan Kapolres Gowa, Hamdan mengatakan bakal mendukung langkah polisi mengusut tuntas kasus peredaran uang palsu di lingkungan kampus tersebut.

Dalam kasus ini, polisi menemukan pabrik uang palsu di lantai tiga perpustakaan UIN.

Selain pabrik uang palsu, polisi juga menyita uang palsu di perpustakaan nilainya Rp446.700.000.

Uang palsu disita merupakan pecahan Rp100 ribu.

Polisi mengungkap, total uang palsu yang dicetak di Perpustakaan Syekh Yusuf, Kampus II UIN Alauddin Makassar, berkisar Rp2 miliar.

Selebihnya, Rp446 juta berhasil disita dari Kampus II UIN, lokasi yang diduga sebagai tempat percetakan.

Lantas ke mana Rp 1,5 miliar lebih uang palsu itu?

Berdasarkan informasi dihimpun dari pihak kepolisian, yang baru terungkap sejauh ini, sebagian uang itu telah disebarkan ke beberapa daerah di Sulsel.

Di antaranya, Kabupaten Gowa dan Kabupaten Wajo, serta di Sulawesi Barat (Sulbar) yakni Kabupaten Mamuju.

Baca juga: Mengapa Pembuatan dan Penggunaan Uang Palsu Adalah Tindakan yang Tidak Boleh Dilakukan? IPS Kelas 9

17 Orang Ditangkap

Sejauh ini, polisi sudah meringkus 17 tersangka sindikat uang palsu di UIN Alauddin Makassar.

Awalnya, Polres Gowa menangkap 15 tersangka dan bertambah dua orang lagi, sehingga total tersangka menjadi 17 orang.

Sebanyak 17 tersangka ini ditampilkan saat konferensi pers dipimpin Kapolda Sulsel, Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono di Mapolres Gowa Jl Syamsuddin Tunru, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (19/12/2024).

Dari belasan tersangka ini, ternyata dua di antaranya merupakan pegawai bank pelat merah.

Para tersangka mengenakan baju tahanan dan mereka telah diborgol dan dikawal oleh sejumlah petugas kepolisian.

"Pengungkapan peredaran uang palsu yang ditangani oleh Polres Gowa," katanya.

Selain itu, polisi juga menyita ratusan jenis barang bukti.

Mulai dari mesin cetak uang palsu, monitor, kertas uang palsu, uang palsu yang telah dicetak dan berbagai barang bukti lainnya.

Konferensi pers ini dihadiri Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak, Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan.

Kemudian, Rektor UIN Alauddin Prof Hamdan Juhannis beserta WR 1, WR 2 dan WR 3, serta perwakilan Bank Indonesia.

Diberitakan sebelumnya, awal mula kasus ini terungkap saat salah seorang pelaku ditangkap di wilayah Kecamatan Pallangga.

Reonald mengatakan bahwa pelaku bertransaksi dengan uang palsu sebesar Rp500 ribu emisi terbaru.

"Awalnya di Pallangga. itu yang Rp 500 ribu transaksi dengan menggunakan uang palsu," kata Reonald, di Mapolres Gowa Jl Syamsuddin Tunru, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulsel, Senin (16/12/2024) malam, dikutip dari TribunMakassar.com.

Dari penangkapan pelaku itu, polisi kemudian melakukan serangkaian penyelidikan dan pengembangan. 

Berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan itu, polisi mengungkap sejumlah barang bukti di kampus II UIN Alauddin Makassar Jl HM Yasin Limpo, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulsel.

Kasus ini tentu saja jadi pelajaran bagi kita semua. Bahwa sesorang tidak hanya dilihat dari banyaknya pengetahuan dan title yang bejibun.

Namun , lebih kepada kekuatan moralitas yang harus terus dibangun. (*)

( Tribunpekanbaru.com )

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved