Diduga Terserang Jembrana, Seekor Sapi Ternak Mati di Kandis Siak
eekor sapi ternak milik masyarakat ditemukan mati di Kampung Sam-sam, Kecamatan Kandis, Siak.
Penulis: Mayonal Putra | Editor: M Iqbal
TRIBUNPEKANBARU.COM, SIAK - Seekor sapi ternak milik masyarakat ditemukan mati di Kampung Sam-sam, Kecamatan Kandis, Siak. Penyebab kematian diduga terserang virus jembrana, sebab sapi yang mati adalah sapi Bali.
Sapi tersebut ditemukan mati di areal perkebunan sawit milik perusahaan.
Kondisi sapi sudah dalam kondisi bengkak tanpa ada tanda-tanda diserang hewan buas.
Kemungkinan sapi itu mati mendadak seperti terserang penyakit menular pada ternak.
Tim medis hewan Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Siak, di kecamatan Kandis, drh Ari mengatakan, awalnya ia mendapat laporan dari pekerja kebun sawit bahwa ada seekor sapi yang sudah mati. Ari langsung turun ke lokasi mengecek kondisi sapi tersebut.
"Iya, kita sudah survei dan akan mengambil sampel untuk memastikan apakah penyebab kematian sapi ini karena penyakit atau tidak," ujarnya, Kamis (13/2/2025).
Dilihat sekilas, lanjut Ari, bangkai sapi itu mirip dengan kondisi sapi terserang penyakit Jembrana. Namun, kepastiannya tetap merujuk pada hasil uji sampel nanti.
“Belum bisa kami pastikan sebelum keluar hasil laboratorium apakah memang karena penyakit apa tidak," ujar.
Ari mengaku belum mengetahui siapa pemilik sapi tersebut. Laporan yang dia terima juga baru dari pekerja kebun.
Ia curiga, pemiliknya mungkin bahkan belum mengetahui kalau sapinya telah mati, sebab kebanyakan peternak sapi di Kandis ini beternak dengan pola ekstensif atau dilepasliarkan ke perkebunan sawit.
"Ya kadang begini juga yang sering terjadi, kalau sapinya sudah mati tak ada yang mengaku. Alangkah baiknya kalau semua peternak ini benar-benar menjalin koordinasi dengan kami, sehingga bisa dilakukan edukasi, pencegahan dan penanganan dengan cepat terhadap kasus yang menyerang hewan ternak," katanya.
Terpisah, Kepala bidang Kesehatan Hewan, Masyarakat dan Veteriner (Keswanmavet) Diskanak Siak, Wahid mengatakan pihaknya menganggap serius dari kasus kematian mendadak sapi di Kandis. Alasannya bisa jadi penyebabnya memang karena penyakit menular dan kemudian menjadi awal penyebaran kasus pada hewan ternak.
"Iya, itu tak bisa dianggap sepele, jadi harus kami tanggapi dan mengambil tindakan cepat. Jangan sampai ke depan terjadi kasus penyebaran penyakit hewan berawal dari sana. Tentunya kita lakukan pencegahan dan peringatan kepada para peternak lainnya," katanya.
Wahid mengimbau kepada peternak di kabupaten Siak khususnya Kandis untuk lebih waspada ancaman penyakit menular pada ternak, apalagi daerah tetangga sudah ditemukan kasus PMK dan Jembrana.
"Kami terus edukasi peternak untuk selalu waspada terutama pada lalulintas ternak, kami tekankan jangan sembarangan membeli ternak dari luar yang nantinya berujung pada penyebaran penyakit,” katanya.
Ia mengatakan, ada Unit Reaksi Cepat (URC) selalu mengawasi ternak yang keluar dan masuk ke Siak. URC harus memiliki dokumen yang jelas.
“Jika tidak lengkap kita pulangkan ke asal, dengan begitu bisa meminimalisir adanya hewan berpenyakit di wilayah kita," katanya.
( Tribunpekanbaru.com /mayonal putra)
| Detik-detik Bupati Siak Afni Bersama Gubernur Riau Abdul Wahid Sesaat Sebelum OTT KPK |
|
|---|
| Antisipasi Banjir, Pemkab Siak Mulai Normalisasi Kanal di Daerah Rawan Banjir |
|
|---|
| Seminar Berinvestasi pada Anak Usia Dini di Siak: Persiapkan SDM Unggul Menuju Indonesia Emas 2045 |
|
|---|
| Penyaluran Gaji Pegawai Terhambat, Bupati Siak Surati Wamendagri |
|
|---|
| Banjir Rendam 5 Kampung, Pemkab Siak Gelar Apel Kesiapsiagaan Darurat Bencana Alam |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.