Berita Viral

NASIB Oknum Anggota Ormas GPK yang Bersitegang dengan TNI, Kodam IV/Diponegoro Turun Tangan

Beginilah nasib oknum anggota Ormas GKP yang bersitegang dengan TNI. Kodam IV/Diponegoro sampai turun tangan menyelesaikan

Editor: Budi Rahmat
Istimewa
NYATIRS BENTROK - Beredar video memperlihatkan sejumlah anggota Ormas Gerakan Pemuda Kabah (GPK) kembali nyaris bentrok dengan sejumlah anggota TNI. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Nasib oknum Ormas Gerakan Pemuda kakbah ( GPK ) yang terlibat bentrok dnegan TNI di Magelang.

Peristiwa yang bikin heboh publik itu sempat viral di media sosial. Warga bisa melihat bagaimana ormas GPK dan TNI sempat bersitegang.

Kejadian itu sontak membuat publik bertanya-tanya. Ada apa dan mengapa Ormas begitu leluasanya melakukan tindakan yang tak terduga.

Baca juga: Cek Penerima BSU Rp 600 Ribu Lewat Aplikasi BPJS Ketenagakerjaan, Situs Kemenaker, Aplikasi Pospay

Nah, kasus itu kemudian menjadikan pihak TNI dan Ormas GPK harus bertemu tatap muka. Dan pihak pemerintah daerah juga dihadirkan.

Dan bagaimana nasib Oknum Ormas GPK yang terlibat Bentrok ? 

Kepala Penerangan Kodam IV/Diponegoro, Kolonel Inf Andy Soelistyo menyikapi bentrok Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK) dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Nasib para anggota ormas itu kini terungkap setelah bentrokan yang terjadi pada Rabu (28/5/2025) viral di media sosial.

Bentrokan itu terjadi di dua lokasi, yakni pertigaan Brojonalan, Kecamatan Borobudur, dan Tugu Bunderan Salaman Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. 

Kepala Penerangan Kodam IV/Diponegoro, Kolonel Inf Andy Soelistyo, menyebut bahwa masalah tersebut sudah berakhir secara kekeluargaan.

"Betul (selesai kekeluargaan), kemarin sudah dilaksanakan pertemuan yang diinisiasi oleh Forkopimda Kabupaten Magelang," kata Andy saat dikonfirmasi, Selasa (3/6/2025).

Dalam pertemuan tersebut, anggota GPK sudah menyampaikan permohonan maaf kepada TNI.

"Intinya sudah ada penyampaian permohonan maaf," lanjutnya.

Meski masalah tersebut sudah selesai, Andy tetap memperingatkan kepada ormas seperti GPK agar tidak merasa jagoan.

"Kita tidak boleh merasa jagoan atau dapat berbuat lepas tanpa memedulikan hak orang lain untuk memperoleh kenyamanan," pesan dia.

Menurutnya, semua warga Indonesia harus patuh terhadap peraturan yang berlaku, seperti menghormati hak orang lain saat di jalan.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved