Hutan Lindung Kampar Dibabat

FAKTA-FAKTA Hutan Lindung Kampar Dibabat Jadi Kebun Sawit: Ninik Mamak hingga ASN Ditangkap

Lokasi perambahan berada cukup jauh dari pusat desa, melewati jalan tanah terjal di area perbukitan yang dibuka sendiri oleh pelaku.

dok. Polda Riau)
Sekitar 60 hektare kawasan di Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan Hutan Lindung Si Abu, Kampar, Riau, ditemukan dalam kondisi rusak akibat aktivitas perambahan ilegal. Kerusakan ini kini menyeret empat orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak berwajib. 

Diketahui, Yoserizal dan Mahadir mengklaim memiliki tanah ulayat seluas 6.000 hektare dan menjualnya dengan skema kerja sama.

Buspami berperan mengajak Mahadir menggarap kawasan tersebut menjadi kebun sawit dengan sistem bagi hasil.

Sementara Yusuf Tarigan membeli lahan dari tersangka R yang kini masuk daftar pencarian orang (DPO).

Dalam penyidikan, polisi menyita sejumlah dokumen seperti surat hibah, kuitansi jual beli, dan perjanjian kerja sama. "Modus para pelaku terstruktur dan sistematis.

Mereka memanfaatkan celah administratif lokal serta menyamarkan aktivitas ilegal ini melalui dokumen adat dan hibah.

Namun kenyataannya, seluruh aktivitas berlangsung di kawasan hutan lindung yang dilindungi undang-undang,.

Kondisi di Lapangan

Tribunpekanbaru.com juga ikut dalam pengungkapan kasus itu.

Perjalanan dari Pekanbaru menuju lokasi perambahan hutan di Kampar memakan waktu sekitar lima jam.

Saat rombongan tiba di sebuah persimpangan—akses utama menuju titik lokasi—jalan mulai berubah drastis: dari aspal menjadi tanah berbatu, dengan kontur yang tak bersahabat.

Tribun, yang turut dalam perjalanan bersama tim kepolisian, menyaksikan pemandangan kontras sepanjang jalan.

Di kiri dan kanan, vegetasi alam masih tumbuh—beragam jenis pohon membentuk dinding hijau alami. Namun semakin jauh masuk ke dalam, lanskap mulai berubah drastis.

Dari kejauhan, tampak bukit-bukit di sisi kiri yang telah digunduli. Sebagian besar sudah ditanami kelapa sawit.

Begitu melewati perkampungan warga, pemandangan didominasi hamparan sawit yang menjulang tinggi—diperkirakan berusia enam hingga tujuh tahun.

Akses jalan terus menyempit, bergelombang, dan menantang. Medan naik turun, kadang harus melintasi anak sungai kecil yang memotong jalur.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved