Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Regional

VIRAL Danau Toba Bergelembung Bak Air Mendidih,Ratusan Ikan Mati Misterius: DLHK Belum Bisa Jelaskan

Kengerian semakin menjadi ketika ratusan bangkai ikan berwarna kemerahan mengambang, memenuhi tepian danau yang kini tampak muram.

ISTIMEWA
Video air Danau Toba yang keruh dan mengeluarkan gelumbung seperti air panas serta video ikan di danau toba mendadak mati viral di sosial media, Rabu (30/7/2025). 

Air dingin di dasar danau, yang kaya akan sedimen dan senyawa organik hasil sisa-sisa pakan ikan serta kotoran, tiba-tiba naik ke permukaan.

Dampaknya: Air dari dasar yang naik ini membawa serta sedimen, lumpur, hidrogen sulfida (H2S), dan zat-zat organik yang terurai. Senyawa-senyawa ini mengurangi kadar oksigen terlarut di permukaan air secara drastis (disebut deoksigenasi).

Kondisi anoksia (kekurangan oksigen) inilah yang menyebabkan ikan-ikan mendadak mati karena tidak bisa bernapas. Air juga menjadi keruh karena partikel-partikel yang terangkat.

Ciri-ciri: Gelembung yang muncul seringkali adalah gas metana atau hidrogen sulfida yang dilepaskan dari dasar danau saat perputaran massa air terjadi. Bau menyengat (seperti telur busuk) juga sering tercium.

2. Limbah Akuakultur (Keramba Jaring Apung)

Aktivitas budidaya ikan melalui Keramba Jaring Apung (KJA) menjadi kontributor signifikan terhadap masalah kualitas air.

Bagaimana Terjadi: Sisa pakan ikan yang tidak termakan dan kotoran ikan dari KJA mengendap di dasar danau.

Penumpukan bahan organik ini memicu proses pembusukan oleh bakteri anaerob, yang mengonsumsi oksigen dan menghasilkan gas-gas beracun seperti amonia, nitrit, dan hidrogen sulfida.

Dampaknya: Saat terjadi upwelling, limbah yang mengendap ini ikut naik ke permukaan, memperparah kondisi kekurangan oksigen dan meningkatkan kadar racun dalam air.

Ini akan sangat mematikan bagi ikan, baik yang dibudidayakan maupun ikan liar.

Ciri-ciri: Kematian ikan seringkali terpusat di sekitar area KJA atau di jalur pergerakan limbah yang terbawa arus.

3. Curah Hujan Tinggi dan Erosi Lahan

Bagaimana Terjadi: Hujan lebat yang terjadi terus-menerus dapat menyebabkan erosi tanah di sekitar Danau Toba, terutama jika lahan di sekitarnya gundul atau memiliki pengelolaan yang buruk.

Sedimen dan material lumpur dari daratan kemudian terbawa masuk ke danau.

Dampaknya: Masuknya sedimen ini secara langsung membuat air danau menjadi keruh. Selain itu, material organik yang terbawa juga bisa memperparah deoksigenasi di dalam air.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved