Sebagian warga beratib di sungai Siak menggunakan perahu dan sebagian dengan berjalan kaki di darat dalam waktu yang sama.
Silahkan baca juga berita Riau hari ini >>>
Baca: JADWAL Pengumuman Seleksi CPNS 2019 di Riau, Dilaksanakan Oleh Pemda, Pemda Siapkan Sapras CAT CPNS
Baca: Operasi Zebra 2019, Polres Kepulauan Meranti Mulai Tanggal 5 November Polres Bengkalis Gelar Pasukan
Baca: Ratusan Mobil Dinas Pegawai Pemprov Riau Mangkrak 105 Hari, Belum Didistribusikan Pasca Idul Fitri
"Ghatib beghanyut ini dimaksudkan membuang bala penyakit, semua yang tidak diinginkan masyarakat, baik itu bencana, kekurangan bahan pangan dan lainnya. Pembuangannya diarahkan ke laut. Jadi ini juga ritual untuk membersihkan negeri," kata dia.
Saat ini, pihaknya tidak menganggap ritual itu hanya sekadar untuk menolak bala, melainkan untuk pelestarian budaya yang menunjang wisata religi di Siak.
"Walaupun motivasinya saat ini untuk pariwisata, namun tidak boleh kita kehilangan nilai-nilai dan filosofinya," kata dia.
Ketua DPH LAM Riau Gamal Abdul Nasir juga hadir pada kegiatan itu.
Ia mengatakan, Ghatib Beghanyut merupakan nama untuk ritual tolak bala di Siak.
Sedangkan di Rokan Hilir namanya Ghatib SAmbai, juga menggunakan sampan.
Selain itu juga ada Ghatib Togak di sana.
"Makrifatnya membuang segala bala arah ke laut. Di Dumai namanya bela kampung, dengan cara berdoa," kata dia.
Menurut dia, adat untuk menolak bala yang dilakukan oleh raja- raja Melayu dulu berdasarkan syariat Islam.
Para ulama yang mengkaji ini tidak mengatakan ini sirik.
Silahkan baca juga berita Riau hari ini >>>
Baca: Ratusan Mobil Dinas Pegawai Pemprov Riau Mangkrak 105 Hari, Belum Didistribusikan Pasca Idul Fitri
Baca: JADWAL dan Jam Operasional Bus Transmetro Pekanbaru, Koridor dan Harga Tiket Transmetro Pekanbaru
Baca: DUET Dua Mantan Anggota DPRD Riau pada Pilkada Kuansing 2020 Bakal Bersaing dengan Suhardiman Amby
"Substansinya adalah zikir dan doa. Zikir dan doa di mana saja boleh. Kita mesti banyak berdoa di negeri ini," kata dia.
Untuk Mendukung Wisata Religi
Asisten III Setdakab Siak Jamaluddin juga mengatakan, ghatib beghanyut untuk mendukung wisata religi di Siak.
Wisata religi dikembangkan supaya tidak merusak nilai budaya dan agama.
"Datangnya wisatawan ke Siak tidak merusak nilai adat- istiadat kita. Target kita wisatawan asal Arab sebarnya. Sebab, Siak merupakan lokomotif wisata religi untuk Riau," kata dia.
Menurut dia, ada 4 wisata religi secara nasional, yakni Aceh, NTB, Sumbar dan Riau.
Riau itu lokomotif wisata religinya adalah Siak.
"Maka, Pemkab Siak semangat mengangkat kembali Ritual Tolak Bala Ghatib Beghanyut ini," kata dia.
Rencananya, Pemkab Siak membantu LAMR Siak untuk mengundang wilayah jajahan Kesultanan Siak masa lampau seperti Aceh Tamiang, Batubara dan Kalimantan Barat.
"Keinginan kita hanya agar negeri ini baldataun thoiyibatun warabbul ghafur," kata dia.
Tribunpekanbaru.com/Mayonal Putra - RITUAL Tolak Bala Ghatib Beghanyut di Riau Orang-orang Berpakaian Serba Putih Gemakan Kalimat Tahlil