"(Yang bikin berat) opini netizen," jelasnya.
Terlebih, dikatakan Jeffry, netizen tidak bisa melihat permasalahan secara utuh.
"Mereka (netizen) tidak punya pengetahuan yang utuh. Berbeda dengan kita kuasa hukum yang memiliki pengetahuan pengetahuan utuh."
"Sehingga kita bisa melihat kasus ini sudut pandang yang berbeda-beda, dari kita sebagai kuasa hukum," ucapnya.
Sementara itu, netizen disebut hanya bisa mengetahui lewat opini-opini yang berkembang di sosial media.
"Kalau netizen ini hanya dengar katanya, katanya, katanya," tutupnya.
( Tribunpekanbaru.com / Tribunnews.com)