Sebelum memasukkan anaknya ke sana, kata Aya, ia sudah menyampaikan soal kondisi sang anak. Tapi WF menyanggupi untuk mengurusnya.
Bahkan WF menyebut akan menyediakan satu orang pengasuh khusus untuk anak Aya.
"Di sana ada 20 anak, tapi pengasuhnya cuma 3. Ada anak bayi lagi. Jadi tidak ter-handle," ungkap Aya.
Ia menuturkan, anaknya beberapa waktu belakangan memang sering menangis jika hendak diantar ke day care itu. Seperti trauma.
"Kalau memang tidak ter-handle harusnya balikin ke saya. Kenapa mesti mengikat anak saya kalau tak sanggup," beber Aya.
Ia juga menyayangkan tindakan pelaku yang seperti tak ada itikad baik untuk meminta maaf saat ketahuan ada dugaan kekerasan di day care miliknya.
Permohonan maaf, baru diterima Aya saat pelaku akan diperiksa di kepolisian.(*)
(Tribunpekanbaru.com/Rizky Armanda)