TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Program Sekolah Rakyat yang digagas Presiden Prabowo Subianto mulai berjalan di Provinsi Riau.
Sekolah Rakyat adalah program pendidikan gratis yang mulai diluncurkan pada tahun ajaran 2025–2026.
Program ini dirancang untuk memberikan akses pendidikan berkualitas kepada anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.
Tahun ajaran baru 2025 ini, dua sekolah rakyat di Kota Pekanbaru sudah menerima total 150 siswa baru.
Para siswa ini tidak hanya berasal dari Pekanbaru, tetapi juga dari kabupaten/kota lain di Riau seperti Siak, Dumai, dan Pelalawan.
Baca juga: Sekolah Rakyat Menengah Atas Riau Siap Dilaunching 15 Agustus, Siswa Diasramakan Gratis
Dua sekolah yang dimaksud adalah Sekolah Rakyat Menengah 3 Kota Pekanbaru yang berlokasi di Jalan Sekolah, Rumbai, dan Sekolah Rakyat Menengah Atas Provinsi Riau yang menempati bekas gedung Asrama Haji Riau.
“Untuk tahun ajaran 2025, jumlah siswa yang sudah diterima sebanyak 150 orang. Rinciannya 100 siswa untuk tingkat menengah pertama (SMP) dan 50 siswa untuk tingkat menengah atas (SMA),” jelas Supriyadi, Sekretaris Dinas Sosial Provinsi Riau, Kamis (7/8/2025).
Dari dua sekolah tersebut, baru Sekolah Rakyat Menengah 3 di Rumbai yang sudah aktif melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Para siswa sudah masuk sejak pertengahan Juli lalu dan saat ini sedang menjalani masa matrikulasi sebelum masuk ke kurikulum inti.
“Sementara untuk Sekolah Rakyat Menengah Atas di bekas Asrama Haji masih tahap persiapan. Gedungnya memang sempat direnovasi untuk menyesuaikan kebutuhan asrama dan ruang belajar,” kata Supriyadi.
Namun, ia memastikan bahwa proses renovasi kini sudah hampir selesai.
“Sekarang renovasinya sudah masuk tahap finishing. Jadi dalam waktu dekat ini sekolah akan mulai beroperasi,” tambahnya.
Supriadi menegaskan bahwa program Sekolah Rakyat bukan hanya memberi pendidikan gratis, tapi juga menyediakan fasilitas asrama, makan, dan kebutuhan dasar lainnya yang semuanya ditanggung negara.
“Ini bentuk nyata kehadiran negara bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu dan miskin ekstrem. Mereka tidak hanya sekolah gratis, tapi juga tinggal di asrama, makan tiga kali sehari, semua difasilitasi,” ujarnya.
Proses seleksi siswa dilakukan dengan ketat, bekerja sama dengan tim Program Keluarga Harapan (PKH) dari Kementerian Sosial, yang turun langsung melakukan verifikasi ke rumah-rumah calon siswa.
Dengan sudah dimulainya aktivitas belajar di satu sekolah dan satu lagi siap menyusul, Pemerintah Provinsi Riau berharap program ini menjadi tonggak perubahan nasib bagi ratusan anak-anak yang sebelumnya terhambat akses pendidikan. (Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgiono)