TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Di sebuah ruang kelas sederhana di Jalan Sekolah, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru Provinsi Riau, aktivitas belajar tampak berlangsung dengan penuh semangat.
Ruang itu adalah Kelas VII C Sekolah Rakyat Menengah 3 Kota Pekanbaru, salah satu sekolah gratis berasrama yang digagas Presiden Prabowo Subianto.
Sebanyak 25 siswa duduk membentuk kelompok di empat meja besar.
Mereka tampak sibuk berdiskusi dan menulis, bekerja sama mengerjakan tugas yang diberikan.
Tawa kecil dan obrolan pelan terdengar, menciptakan suasana kelas yang hidup namun tetap tertib.
Di antara mereka, tampak seorang guru perempuan mengenakan baju putih, rok hitam dan jilbab pink. Ia berjalan dari satu meja ke meja lainnya, mengamati pekerjaan siswa dengan sabar, kadang membungkuk memberi arahan, kadang hanya tersenyum memberi semangat.
Baca juga: Riau Dapat Jatah Tiga Lokasi Sekolah Rakyat dari Kemensos, Satu Sekolah Sudah Mulai Belajar
Sejak 14 Juli 2025 lalu, para siswa di Sekolah Rakyat Menengah 3 Kota Pekanbaru sudah memulai kegiatan belajar.
Diawali dengan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), kini mereka sudah memasuki masa matrikulasi, fase penyetaraan sebelum masuk kurikulum inti.
"Di Sekolah Rakyat ini, siswa kita petakan kemana minat dan bakatnya, jadi kita arahkan mereka ke sana.
Setiap anak punya potensi, tinggal bagaimana kita mengenalinya lebih dulu," ujar Kepala Sekolah, Jeni Pebrianto, saat ditemui di sela-sela aktivitas belajar.
Saat ini, Sekolah Rakyat Menengah 3 Pekanbaru memiliki total 100 siswa, terdiri dari 46 perempuan dan 54 laki-laki.
Mereka berasal dari berbagai daerah di Riau, mulai dari Pekanbaru, Siak, Pelalawan, hingga Dumai.
Baca juga: Renovasi Hampir Rampung, Sekolah Rakyat Tingkat SMA di Pekanbaru Beroperasi Awal Agustus
Semuanya dibagi ke dalam tiga rombongan belajar atau rombel.
Para siswa yang diterima di sekolah ini bukan sembarangan.
Semuanya merupakan anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.