Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Jejak Tsunami Besar di Selatan Jawa, Ahli Peringatkan Bisa Terulang dengan Magnitudo Gempa Capai 8,8

Wilayah selatan Pulau Jawa diperkirakan berpotensi mengalami gempa bumi dahsyat akibat aktivitas kegempaan di zona megathrust.

Editor: Ariestia
Foto/Pixabay
TSUNAMI - Wilayah selatan Pulau Jawa diperkirakan berpotensi mengalami gempa bumi dahsyat akibat aktivitas kegempaan di zona megathrust, yaitu jenis patahan besar di zona subduksi, tempat lempeng tektonik yang lebih padat bergerak ke bawah lempeng yang lebih ringan. 

Riset Mendalam dan Tantangan Identifikasi Sedimen Tsunami

Purna menyebutkan bahwa riset paleotsunami dilakukan melalui pengamatan lapangan, khususnya di area laguna dan rawa, karena lingkungan tersebut memudahkan identifikasi sedimen laut akibat gelombang tsunami.

Tim riset BRIN juga menggunakan uji mikrofauna, analisis kandungan unsur kimia, serta penarikhan umur radiokarbon untuk memastikan asal-usul lapisan sedimen.

Meski begitu, riset ini tidak lepas dari tantangan. Tidak semua lapisan sedimen tsunami purba bisa bertahan dalam kondisi baik, dan membedakan sedimen tsunami dari sedimen akibat banjir atau badai menjadi tantangan tersendiri.

Oleh karena itu, proses verifikasi dilakukan dengan kehati-hatian tinggi.

Purna menambahkan bahwa temuan ini menunjukkan tsunami raksasa di selatan Jawa bersifat berulang, dengan siklus sekitar 600–800 tahun.

“Ini artinya, bukan soal apakah tsunami besar akan terjadi, tapi kapan,” kata Purna.

Pembangunan Infrastruktur dan Kerentanan Terhadap Bencana

Selain aspek geologis, BRIN juga menyoroti pembangunan infrastruktur di wilayah selatan Jawa.

Menurut Purna, potensi gempa besar di masa mendatang menjadi ancaman serius, terutama karena populasi penduduk di pesisir selatan Jawa diperkirakan mencapai 30 juta jiwa pada 2030.

Pembangunan bandara, pelabuhan, kawasan industri, hotel, restoran, dan destinasi wisata belum sepenuhnya terintegrasi dengan kajian risiko tsunami.

Padahal, keberadaan infrastruktur tersebut mendorong perkembangan wilayah yang secara tidak langsung meningkatkan kerentanan terhadap bencana.

“Peningkatan aktivitas ini, meski memberikan dampak positif dari sisi ekonomi, juga secara tidak langsung menambah kerentanan wilayah terhadap potensi bencana tsunami,” tandas Purna.

Karena itu, Purna meminta pemerintah daerah agar menggunakan data hasil riset BRIN dalam menyusun rencana pembangunan berwawasan risiko, serta melakukan sosialisasi rutin kepada masyarakat.

Pentingnya Edukasi dan Kesiapsiagaan Masyarakat

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved