Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Nasional

Prabowo Sebut Bahasa Portugis Akan Dipelajari di Sekolah, Politisi PDIP Anggap Hanya Omon-Omon

Begitu pula dengan para guru yang mesti mahir berbahasa Portugis, apabila mata pelajaran ini diwajibkan.

Youtube Sekretariat Presiden
PERTEMUAN - Presiden RI Prabowo Subianto saat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Brasil Lula da Silva di Istana Merdeka, Jakarta pada Kamis (23/10/2025). 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Anggota Komisi X DPR RI, Bonnie Triyana, angkat bicara menanggapi gagasan Presiden Prabowo Subianto.

Dimana Presiden Prabowo ingin memasukkan bahasa Portugis ke dalam kurikulum sekolah di Indonesia.

Bonnie menilai ide tersebut sebagai langkah positif untuk memperluas wawasan pelajar terhadap bahasa asing.

Namun, ia mengingatkan bahwa bahasa Portugis belum memiliki posisi kuat dalam percaturan komunikasi global, sehingga perlu dikaji lebih mendalam sebelum diterapkan secara luas.

Dengan nada kritis, Bonnie juga menilai pernyataan Presiden Prabowo lebih bernuansa diplomatis seolah sebagai bentuk penghormatan kepada Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, yang tengah berkunjung ke Istana Negara di Jakarta.

"Bahasa Portugis itu bukan bahasa pergaulan internasional. Bukan pula bahasa pengetahuan umum digunakan di kalangan akademik. Mungkin Presiden sedang meng-entertain Presiden Lula sebagai bagian dari diplomasi," kata Bonnie dilansir dari laman Parlementaria, DPR RI, Senin (27/10/2025).

Dinilai akan memberatkan siswa

Bonnie menilai pembelajaran bahasa Portugis akan memberatkan para siswa.

Begitu pula dengan para guru yang mesti mahir berbahasa Portugis, apabila mata pelajaran ini diwajibkan.

Kecuali, kata Bonnie, para siswa dibebaskan untuk memilih atau tidak memilih pelajaran bahasa Portugis seperti halnya ekstrakurikuler atau pelajaran tambahan.

Baca juga: Pakar Komunikasi Soroti Gaya Menkeu Purbaya: Jangan Terlalu Maju, Ingat Batasan

Baca juga: Polisi Ungkap Luka Gigitan Anjing pada Jasad Bayi yang Tubuhnya Tercabik-cabik di Kampar

"Kalaupun dipelajari di Sekolah, apalagi wajib, malah jadi beban siswa begitu pula pendidik karena pasti perlu pengajar bahasa Portugis. Lain halnya kalau jadi mata pelajaran pilihan tak wajib.

Siswa boleh memilih ikut atau tidak pelajarannya," tutur Legislator dari Dapil Banten I itu.

Di sisi lain, Bonnie mempertanyakan mengenai staf pengajar atau guru yang akan mengajarkan bahasa Portugis kepada para siswa. Dengan pelajaran tambahan, tentunya akan ada anggaran tambahan untuk mendukungnya.

"Namun lagi-lagi pertanyaannya siapa yang akan mengajar? Gurunya dari mana? Apakah juga siap dengan anggarannya?” ungkap Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini.

Bonnie pun menyarankan agar sekolah lebih memaksimal pengajaran bahasa Inggris atau bahasa Mandarin, karena merupakan bahasa wajib sekaligus bahasa internasional.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved