Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Nasional

Manuver Budi Arie dengan Projo: Kongres Tak Dihadiri Jokowi, Ganti Logo, dan Bergabung Gerindra

Budi Arie Setiadi mengatakan perubahan logo bertujuan untuk menghilangkan kesan kultus individu yang selama ini melekat pada wajah Presiden Jokowi

|
istimewa
PROJO BUKAN JOKOWI -- Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, menegaskan bahwa nama organisasi relawan yang dipimpinnya tidak memiliki kaitan langsung dengan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo. Menurutnya, kata Projo lahir jauh dari konteks personal dan justru memiliki akar makna yang lebih dalam secara linguistik. 

Ringkasan Berita:
  • Dalam kongres ini, Projo mengambil langkah strategis untuk melakukan transformasi organisasi, termasuk rencana perubahan logo.
  • Projo kini mendukung pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka hingga tahun 2029.
  • Jokowi tidak hadiri Kongres karena alasan kesehatan

 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Kongres III Projo, yang berlangsung pada 1–2 November 2025 di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, mencuri perhatian publik.

Pasalnya, kegiatan ini tidak dihadiri oleh Joko Widodo (Jokowi) yang  dulu menjadi alasan utama berdirinya organisasi relawan tersebut.

Dalam momentum kali ini, Projo menegaskan arah barunya dengan menyatakan dukungan penuh kepada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka,.

Diketahui, Projo—akronim dari Pro Jokowi—lahir sebagai gerakan relawan pendukung Jokowi pada Pemilu Presiden 2014. 

Namun seiring berjalannya waktu, Projo berkembang menjadi organisasi kemasyarakatan (ormas) yang lebih mapan, usai menggelar Kongres Pertama pada 23 Agustus 2014, dan kini tengah beradaptasi dengan dinamika politik nasional yang terus berubah.

Pada tahun 2023, Projo secara resmi mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo Subianto sebagai calon presiden dalam Pemilu 2024, menandai pergeseran arah politik dari dukungan eksklusif terhadap Jokowi.

Kongres III Projo: Transformasi Organisasi dan Perubahan Logo

Kongres III Projo menjadi forum tertinggi organisasi yang sempat tertunda sejak Desember 2024.

Dalam kongres ini, Projo mengambil langkah strategis untuk melakukan transformasi organisasi, termasuk rencana perubahan logo.

Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, menegaskan bahwa perubahan logo bertujuan untuk menghilangkan kesan kultus individu yang selama ini melekat pada wajah Presiden Joko Widodo dalam logo lama.

Baca juga: Penghasilan Melda Safitri Tembus Rp 233 Juta Per Minggu Usai Dicerai Suami yang Lulus PPPK

Baca juga: Penyebab Polisi di Jambi Bunuh Dosen Erni Yuniati, Masalah Asmara, Korban Tolak Balikan

"Logo Projo akan kita ubah supaya tidak terkesan kultus individu," ujar Budi Arie, Sabtu (1/11/2025).

Logo baru ini diharapkan mencerminkan identitas organisasi yang lebih luas dan inklusif, tanpa mengaitkan dengan figur tertentu.

Selain itu, istilah "Projo" kini diartikan secara etimologis sebagai kata yang berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti "negeri" dan dalam bahasa Jawa Kawi berarti "rakyat".

Dengan demikian, Projo diartikan sebagai kaum yang mencintai negara dan rakyatnya, memperluas makna organisasi dari sekadar pendukung individu menjadi gerakan yang lebih nasionalistik dan inklusif.

Arah Politik Baru dan Dukungan Terhadap Pemerintahan Prabowo-Gibran

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved