Berita Nasional
Sosok Inilah yang Diidolakan Prabowo Selama Jadi Presiden, Sebut Pemimpin Paling Berpengaruh
Inilah sosok Presiden yang menjadi idola Presiden RI Prabowo Subianto hingga menjadi kiblat kepemimpinannya.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Inilah sosok Presiden yang menjadi idola Presiden RI Prabowo Subianto hingga menjadi kiblat kepemimpinannya.
Tokoh yang menjadi idola Prabowo Subianto itu bukan dari Indonesia melainkan dari Korea Selatan.
Dia adalah mantan Presiden Korea Selatan Park Chung Hee yang dianggap pernah membuat Korea Selatan menjadi negara industri.
Hal ini dikatakannya saat meresmikan pabrik petrokimia Lotte Chemical Indonesia di Cilegon, Banten, Kamis (6/11/2025).
"Salah satu idola saya, yang saya contoh adalah Jenderal Park Chung-hee, Presiden Korea yang memimpin pembangunan industrialisasi Korea," kata Prabowo dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis.
Di hadapan bos-bos asal Korea Selatan, Prabowo menjelaskan alasannya mengidolakan Park Chung Hee.
Di antaranya ialah karena keberhasilan Park Chung Hee mengeluarkan Korea Selatan dari derita kemiskinan.
Baca juga: Prabowo Sudah Pelajari Masalah Utang Kereta Cepat Whoosh: Saya Tanggung Jawab Nanti Semuanya
Menurutnya, Park menjadi salah satu pemimpin paling berpengaruh di Korea.
Meskipun kata Prabowo, selama memimpin Park Chung Hee memang cukup memiliki rekam jejak kontroversial karena gaya militernya dalam memimpin.
Namun mantan Presiden Korea Selatan itu Anti Korupsi sehingga dikenang cukup baik oleh rakyatnya.
"Dan yang saya kagum sama dia dan semua orang Korea mengakui dia memang orang yang bersih, orang yang tidak korup, orang yang membangun budaya Korea yang baik," imbuh Prabowo.
Pada awal kepemimpinannya, ia mampu menindak pemimpin bisnis Korea Selatan kala itu yang mengambil untung dari korupsi.
"Jadi ya itu salah satu contoh saya, saya ingin jadi seperti itu. Walaupun pensiun, tetap saya punya kehormatan, kebanggaan sebagai seorang Jenderal. Kalau saya sekarang dipercaya memimpin bangsa, masih ingin memimpin pemerintah yang bersih, pemerintah yang tidak korup," beber dia.
Menurut Prabowo, menghilangkan mental korup dan curang adalah kunci membangun bangsa secara besar-besaran.
Pada akhirnya, negara lain yang ingin membenamkan investasi datang berbondong-bondong ke Indonesia dengan kepercayaan penuh.
"Sehingga kita bisa melaksanakan pembangunan besar-besaran. Pembangunan besar-besaran ya antara lain kita perlu dapat kepercayaan dari bangsa-bangsa lain, dari perusahaan-perusahaan yang lain," tandas Prabowo.
Lalu siapakah Park Chung Hee?
Park Chung Hee adalah mantan jenderal Angkatan Darat Republik Korea dan diktator Republik Korea pada periode 1961-1979.
Selama menjadi Presiden, Chung Hee memang dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia pada periode tambahan kepresidenannya.
Namun reformasi ekonomi yang dia lakukan akhirnya menghasilkan pertumbuhan ekonomi dan industrialisasi yang cepat dan belum pernah terjadi sebelumnya, sebuah fenomena yang kini dikenal sebagai Keajaiban di Sungai Han.
Hal ini menjadikan Korea Selatan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat pada tahun 1960-an dan 1970-an meskipun dengan mengorbankan hak-hak buruh.
Era ini juga menyaksikan terbentuknya chaebol: perusahaan keluarga yang didukung oleh negara, mirip dengan zaibatsu di Jepang. Contoh chaebol yang signifikan adalah Hyundai, LG dan Samsung.
Namun selama kepemimpinannya Park Chung Hee selalu diintai kematian karena pembunuhan.
Istrinya pada tanggal 15 Agustus 1974 tewas karena ditembak seorang agen Korea Utara Mun Se-gwang mencoba menembak Park saat berpidato.
Park lolos dari percobaan pembunuhan tersebut, namun istrinya Yuk Yeong-su tewas.
Park tetap meneruskan pidatonya tanpa memperdulikan kondisi istrinya yang kritis.
Hingga akhirnya Chung Hee terbunuh pada 26 Oktober 1979 oleh Kim Jae-kyu, direktur KCIA dan teman lamanya.
Meski dikenal sebagai tirani dan diktator, namun Park Chung Hee dikenal sebagai Presiden yang sederhana lantaran Park sendiri hidup relatif sederhana dibandingkan banyak diktator lain di Asia kala itu.
Meski begitu Park Chung Hee dikelilingi oleh orang-orang korup karena kediktatorannya.
Rezimnya sangat terkait dengan korupsi sistemik dan kronisme.
Pemerintahannya menciptakan hubungan erat antara negara dan konglomerat besar (chaebol) seperti Samsung, Hyundai, dan LG.
Dukungan negara berupa pinjaman, proteksi, dan proyek diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang loyal. Hubungan ini sering disertai praktik suap dan kolusi.
Kekuatan politik absolut membuat pengawasan hampir tidak ada.
Dana politik Park dan partainya sering berasal dari “kontribusi wajib” para pengusaha yang mendapat keuntungan dari kebijakan negara.
Setelah kematiannya, banyak laporan dan penyelidikan menemukan praktik-praktik korupsi di tingkat pejabat tinggi, meskipun Park sendiri tidak pernah didakwa karena meninggal sebelum pemerintahan demokratis terbentuk.
( Tribunpekanbaru.com / wartakota/kompas )
| Jusuf Kalla Marah Besar Tanahnya Diserobot Anak Perusahaan Lippo Group: Jangan Main-Main |
|
|---|
| Ahmad Sahroni Tak Jadi Dipecat dari Anggota DPR, Langsung Balas Ejekan Netizen: Boti Apaan Sih |
|
|---|
| Dua Kerangka Manusia Ditemukan di Plafon Gedung, Diduga Korban Hilang Saat Demo Besar Agustus 2025 |
|
|---|
| Demi Lunasi Utang Whoosh di Era Jokowi, Prabowo Akan Pakai Uang Rampasan dari Para Koruptor |
|
|---|
| Uya Kuya Tak Terbukti Langgar Kode Etik Terkait Joget Saat Sidang, Beda Nasib dengan Eko Patrio |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.