Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Regional

Disuruh Buat Dapur MBG, Pengusaha Catering di Sumsel Tertipu Rp 458 Juta

Uang ini disebut terlapor sebagai uang muka kerja sama dan syarat untuk mendapatkan porsi penyaluran. 

Editor: Muhammad Ridho
TRIBUNJAKARTA.COM/ANNAS FURQON HAKIM
ILUSTRASI DAPUR MBG - Kondisi dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, setelah berhenti beroperasi, Selasa (15/4/2025). 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Pengusaha catering di Sumsel tertipu Rp458 juta usai berkedok mitra Makan Bergizi Gratis (MBG).

Korban dijanjikan keuntungan besar dan mendapat porsi penyaluran program MBG.

Namun setelah uang ditransfer, terlapor justru menghilang.

Kuasa hukum mewakili 25 orang korban melaporkan seorang oknum ke SPKT Polda Sumsel.

Kuasa hukum korban, Anton Nurdin mengatakan, pihaknya melaporkan oknum bernama Sutio Putra Gentakarya dari pihak Mitra Bakul Digital (MBD).

Menurut Anton, modus yang digunakan terlapor dimulai dengan saling rekrut antar warga melalui iming-iming porsi MBG dan keuntungan dana talangan sebagai modal awal.

Setelah terkumpul cukup banyak orang, terlapor menggelar seminar.

Di mana peserta semakin diyakinkan bahwa mereka bisa menjadi mitra resmi MBG.

Semua ini terjadi sekitar akhir tahun 2024 lalu.

Setelah dari seminar itulah, para korban mulai diarahkan untuk mentransfer sejumlah uang.

Baca juga: Yasika Aulia yang Kelola 41 Dapur MBG Raup Untung Rp 246 Juta per Hari?

Baca juga: Sosok Anggota DPR RI yang Sebut Program MBG Tak Butuh Ahli Gizi, Cukup Lulusan SMA

Uang ini disebut terlapor sebagai uang muka kerja sama dan syarat untuk mendapatkan porsi penyaluran. 

"Iming-iming mendapatkan porsi dalam memberikan MBG, " ujar Anton, Rabu (19/11/2025), melansir Tribun Sumsel.

"Mereka (terlapor) meminta uang muka untuk memberikan kerjasama dan titik-titik penyaluran MBG," imbuhnya.

"Malah korban ada yang disuruh buat dapur, ternyata tidak ada realisasi sama sekali. Dana di transfer ke rekening terlapor," lanjut Anton.

Karena terlapor menawarkan program nasional, para korban merasa percaya.

Lalu setelah seminar tersebut, terlapor mengarahkan korban untuk top up serta mentransfer sejumlah uang supaya bisa terdaftar sebagai anggota MBD.

Setidaknya ada 25 orang yang saat ini mengaku telah menjadi korban dengan total nilai kerugian mencapai Rp458 juta.

Anton menerangkan, terlapor dan rekan-rekannya merekrut korban yang mayoritas adalah ibu-ibu dan pengusaha catering di Palembang, OKI, Ogan Ilir, Lahat dan Banyuasin.

Biaya yang dibayar korban yakni iuran Rp2,6 juta, lalu biaya pembuatan PT Rp4,5 juta, dan Rp 30 juta dengan alasan untuk membentuk aplikasi MBD dan terdaftar sebagai anggota MBD.

"Sementara ini ada 25 orang kemungkinan berkembang lagi ke korban-korban lain. Nilai kerugian setiap korban bervariasi ada Rp 30 juta paling besar," katanya.

Sampai saat ini, terlapor tak bisa ditemukan keberadaannya, sehingga korban berani membuat laporan.

"Sampai hari ini jangankan pengembalian dana, orang tersebut saat ini tak bisa ditemukan dan datang ke Palembang sehingga kami melaporkan," tandasnya.

Laporan tersebut telah diterima dengan tanda tangan Kepala Siaga I SPKT Polda Sumsel, Kompol Yulia.

Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Nandang Mu’min Wijaya, membenarkan adanya laporan tersebut.

Ia menyebut, laporan tersebut akan diselidiki oleh penyidik Ditreskrimum.

"Benar sudah kita terima laporannya, terlapor insial SP menjanjikan korban berupa keuntungan dan jadi mitra MBG."

"Saat ini penyidik masih mempelajari laporannya," kata Nandang.

( Tribunpekanbaru.com / Tribunjatim )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved