Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Menyusuri Ziarah Batin di Pameran Relik Tri Ratna Buddhist Centre Pekanbaru

Di mata umat Buddha, relik bukan sekadar peninggalan fisik, melainkan wujud nyata dari kebajikan dan kesucian yang tak lekang oleh waktu.

Penulis: Alex | Editor: Ariestia
Tribunpekanbaru.com/Alex Sander
PAMERAN - Antusiasme para hadirin menyaksikan pameran relik Buddha dan para siswanya, yang berlangsung dari 8 hingga 15 November 2025, Tri Ratna Buddhist Centre, Jalan Dr Leimena Gang Vihara nomor 8 Pekanbaru. 

"Prajna Paramita Hridaya Sutra merupakan salah satu teks paling penting dalam Buddhisme Mahayana," lanjut Aniruddha.

Ia juga menjelaskan, kitab ini mengajarkan tentang konsep sunyata, kekosongan, dan kesempurnaan kebijaksanaan, yang menjadi inti dari pemahaman spiritual Buddha.

Suasana penuh kekhidmatan juga terasa saat Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau, Dr. H. Muliardi, MPd membuka pameran.

Dalam sambutannya, ia mengungkapkan rasa haru dan kebanggaan dapat menyaksikan langsung peninggalan spiritual yang begitu berharga. 

Menurutnya, relik membawa pesan moral yang kuat bagi generasi masa depan: tentang kebajikan, kesederhanaan, dan nilai-nilai luhur agama Buddha.

Ia juga berpesan agar umat Buddha di Riau terus menjaga kerukunan dan kekompakan dalam kehidupan beragama.

"Kita patut berbangga, karena indeks kerukunan beragama di Riau sangat meningkat," ujarnya menutup sambutan.

Dari Malaysia, President Waki Relic Museum, Dr. Teo Choo Guan, hadir memberikan makna yang lebih luas atas perhelatan ini.

Ia menceritakan bahwa Museum Relik Waki didirikan pada 9 Juli 2019 di Kuala Lumpur, dan sejak itu telah mempersembahkan lebih dari 12 ribu stupa relik di lebih dari 40 negara. 

"Seperti sabda Yang Mulia Sayadaw U Kittivara, setiap stupa relik adalah seperti cahaya Buddha. Ketika 84 ribu stupa tersebar di dunia, cahaya Buddha akan menerangi setiap sudut bumi," ulasnya.

Bagi umat yang hadir, pameran ini bukan hanya ritual penghormatan, melainkan juga perjalanan batin.

Setiap relik menjadi pengingat akan ketenangan, kasih sayang, dan kebijaksanaan yang dapat ditemukan dalam diri sendiri.

Di tengah hiruk pikuk kehidupan duniawi, mereka menemukan sejenak hening, hening yang suci, seperti kilau relik yang tak pernah padam.

Acara pembukaan turut dihadiri oleh Pembimas Buddha Riau Wiryanto, Ketua LPTG Riau Sidharta, serta para ketua majelis dan perwakilan agama Buddha se-Pekanbaru.

Mereka berdiri sejajar, menunduk khidmat di hadapan cahaya relik yang benderang.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved