Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Ketika Air Laut Merampas Kebun Kelapa Warga Kuala Selat, Masa Depan Pun Terkoyak

Untuk menuju Kuala Selat dari Pekanbaru, jalur darat dan air, dari Pekanbaru, naik mobil sampai ke Tembilahan, dengan jarak tempuh 9 sampai 11 jam.

Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
Tribunpekanbaru.com/Nolpitos Hendri
KEBUN KELAPA : Ketika Air Laut Merampas Kebun Kelapa Warga Kuala Selat, Masa Depan Pun Terkoyak. Foto: Hamparan 1.800 kebun kepala di Kuala Selat yang kini kelapanya sudah mati akibat terendam air laut karena abrasi dan jebolnya tanggul karena sudah tidak ada lagi mangrove yang menghalangi air laut di tepi pantai. 

"Untuk penanaman kembali mangrove di lahan sekitar 420 hektar, ada 7 pokmas yang terlibat, mulai dari pembibitan hingga upah penanaman dan pemeliharaan," jelas Nurjaya.

R. Nurizawati, Ketua KTH Mekar Bersama, berharap agar mangrove dapat kembali menjadi benteng pertahanan dari abrasi.

"Harapan, solusi untuk mengatasi abrasi, batu pemecah ombak, pengolahan kerupuk, ikan asin, namun di sini kurangnya permodalan," ujarnya.

Selain mangrove, warga Kuala Selat juga mulai mengembangkan budidaya madu kelulut sebagai alternatif penghasilan.

"Sejak tidak ada lagi kebun kelapa, kami diberdayakan untuk budidaya madu kelulut. Hasil dari madu kelulut cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," kata Husni Tamrin, Ketua KUPS Madu Kelulut Sejahtera.

Namun, semua itu belum cukup untuk mengembalikan kejayaan Kuala Selat seperti dulu.

Luka akibat hilangnya kebun kelapa masih terlalu dalam, dan butuh waktu serta kerja keras untuk menyembuhkannya.

"Kami sebagai desa tentangga Pak Gubernur Riau juga mohon perhatian, karena kondisi perekonomian masyarakat turun drastis akibat hilangnya kebun kelapa ini," harap Poryanto.

Di tengah keterbatasan, semangat untuk bangkit terus menyala.

Warga Kuala Selat tidak ingin menyerah pada keadaan.

Mereka percaya, dengan kerja keras, gotong royong, dan dukungan dari berbagai pihak, Kuala Selat akan kembali bersinar.

Di balik hamparan batang kelapa yang meranggas, tersimpan harapan akan masa depan yang lebih baik.

Harapan yang akan terus dipupuk, dirawat, dan diperjuangkan, hingga Kuala Selat kembali menjadi oase kehidupan di pesisir Riau.

( Tribunpekanbaru.com / Nolpitos Hendri )

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved