Kasus Campak Merebak di Riau
Tak Ada Lonjakan Kasus, Dinkes Klaim Campak di Kampar Dampak Penyebaran dari Pekanbaru
sebanyak 73 kasus suspek campak terjadi sejak Januari sampai Oktober 2025. Sebanyak 18 kasus di antaranya terkonfirmasi positif.
Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Sesri
TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Dinas Kesehatan Kampar menyatakan tak ada lonjakan kasus penyakit campak.
Adapun temuan kasus campak di Kabupaten Kampar disebut penyebaran dari Pekanbaru.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kampar, Elfian mengatakan, kasus campak sempat meningkat pada September 2025.
"Ada kasus, tapi adanya di September. Oktober ini aman," katanya kepada Tribunpekanbaru.com, Senin (27/10/2025).
Menurut dia, penyakit menular yang dijumpai di Kampar itu merupakan dampak penyebaran dari Pekanbaru.
Asumsi tersebut berdasarkan sebaran tempat tinggal masyarakat penderita.
"Kasusnya impor dari Pekanbaru. Kita dapat lihat dari data, warga yang terkonfirmasi, tempat tinggalnya dekat Pekanbaru," ungkapnya.
Pendapat itu juga diperkuat data jumlah kasus di Pekanbaru. Ia mengatakan, jumlah kasus di Pekanbaru memang cukup tinggi.
Baca juga: Kasus Campak Meningkat, Dinkes Riau dan Pemko Pekanbaru Bahas Langkah Penanggulangan
Baca juga: Kasus Campak Merebak di Pekanbaru, 89 Anak Positif
Ia mencontohkan sebaran kasus antara lain di Kecamatan Tambang, Siak Hulu, dan Tapung.
Beberapa desa di ketigakecamatan itu berbatasan langsung dengan Pekanbaru.
Pihaknya mencatat sebanyak 73 kasus suspek campak terjadi sejak Januari sampai Oktober 2025. Sebanyak 18 kasus di antaranya terkonfirmasi positif.
Data yang diterima dari Bustami, seorang staf di Bidang P2P, menunjukkan Kasus-kasus tersebut tersebar di empat puskesmas.
Terdiri dari Puskesmas Tambang 11 kasus, Puskesmas Kubang Jaya Kecamatan Siak Hulu empat kasus, Puskesmas Pandau Jaya Kecamatan Siak Hulu dua kasus, dan Puskesmas Tapung satu kasus.
"Semua dekat Pekanbaru. Yang di Tambang, Siak Hulu, termasuk Tapung juga, itu yang dekat Pekanbaru," ujarnya.
Menurut dia, wilayah penyebaran itu memiliki mobilitas penduduk yang tinggi. Sementara cakupan imunisasi Campak Rubela belum optimal.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.