Cuaca Riau Panas Terik
Cuaca Panas di Pekanbaru, Penjual Es Doger Laris Manis, Petani Cabai Kerja Ekstra
Cuaca panas di Pekanbaru beberapa hari ini membuat dua cerita berbeda antara penjual es dan petani cabai.
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: M Iqbal
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU — Cuaca panas yang melanda Kota Pekanbaru beberapa hari terakhir bukan hanya membuat warga berkeringat, tapi juga membawa dua kisah berbeda di sudut kota.
Di satu sisi, penjual es doger di Jalan Durian Pekanbaru kebanjiran pembeli. Di sisi lain, petani cabai di Jalan Uka justru harus berjibaku menjaga tanamannya dari kekeringan.
Pada Selasa (28/10/2025) suhu siang hari di Pekanbaru tercatat mencapai 35 hingga 36 derajat celsius. Di tengah teriknya matahari, para penjual minuman dingin di Pekanbaru justru menikmati berkah.
Salah satunya Ikhwan Maulana (35), penjual es doger di Jalan Durian Pekanbaru. Setiap siang, pembeli tampan mengantre di gerobaknya.
“Kalau panas begini, jualan bisa dua kali lipat. Biasanya habis 50 gelas, sekarang bisa sampai 100,” katanya sambil menuang santan kental ke gelas. “Yang paling banyak dicari es doger campur alpukat, lebih segar,” tambah nya.
Ikhwan mengaku cuaca panas membuat orang-orang mencari kesegaran di mana saja, termasuk dari segelas es doger manis dan dingin.
“Alhamdulillah kalau pas musim panas gini penjualan meningkat,” ucapnya sambil tersenyum.
Namun tak semua bisa menikmati berkah dari cuaca ekstrem ini. Di sisi lain kota, tepatnya di Jalan Uka Panam, Pekanbaru, Eka Suhendra (47), seorang petani cabai, justru mengeluh lantaran sebagian tanaman cabainya mulai kering.
“Kalau tak disiram dua kali sehari, bisa layu. Beberapa sudah mulai mati karena panasnya terlalu terik,” tuturnya.
Eka bersama beberapa petani lain kini harus bekerja ekstra, menyiram lahan setiap pagi dan sore.
“Kolam tempat kami mengambil air untuk penyiraman dan mulai kering. Kami berharap hujan segera turun, supaya tanaman kami segar lagi,” keluhnya.
Koordinator Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi SSK II Pekanbaru, Bibin S, menjelaskan bahwa kondisi panas ini disebabkan adanya gangguan tekanan rendah di wilayah perairan China Selatan.
“Dampaknya, massa udara di wilayah Riau tertarik ke arah tekanan rendah, sehingga curah hujan di Riau berkurang,” ujar Bibin.
Meski begitu, ia menambahkan bahwa potensi hujan masih ada dalam sepekan ke depan, meski bersifat lokal dan tidak merata.
Di tengah cuaca ekstrem ini, warga disarankan tetap menjaga kesehatan dengan banyak minum air putih, mengenakan pelindung saat beraktivitas di luar ruangan, serta menjaga stamina tubuh agar tidak mudah dehidrasi. (Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgiono)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.